UPT Kemenhut Turunkan Alat Berat untuk Percepat Penanganan Dampak Banjir di Sumatra
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Koordinator Wilayah Aceh mengerahkan alat berat untuk mengatasi dampak banjir di beberapa wilayah Sumatra. Area terdampak meliputi Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Utara, Tapanuli Selatan di Sumatera Utara, serta Kabupaten Agam dan Pantai Padang di Sumatera Barat.
Langkah ini diambil untuk mempercepat pemulihan lingkungan sekaligus membantu masyarakat yang aktivitasnya terganggu oleh tumpukan kayu dan material pasca banjir. UPT Kemenhut mengalokasikan berbagai sumber daya alat berat dan personel untuk membersihkan wilayah terdampak secara efisien.
Distribusi Alat Berat di Wilayah Aceh
Di Aceh Tamiang dan Aceh Utara, Kemenhut menyiapkan total 14 unit excavator. Tujuh unit ditempatkan di masing-masing kabupaten. Pada 19 Desember 2025, dua unit sudah tersedia, sementara sisanya dalam proses sewa.
Selain excavator, dua unit alat berat dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) sudah berada di lokasi Pesantren Darul Mukhlisin, Kecamatan Karang Baru. Dukungan ini diperkuat dengan 30 unit dump truck yang mengangkut material sisa pembersihan.
50 pegawai dikerahkan di Aceh Tamiang dan 40 orang di Aceh Utara. Tenaga tambahan berasal dari berbagai instansi seperti Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Balai Penegakkan Hukum Wilayah Sumatra, sampai dengan Manggala Agni dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh.
Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki menyatakan bahwa instruksi presiden dan menteri kehutanan menggerakkan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk membersihkan material kayu akibat banjir. Kayu yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk rehabilitasi dan pembangunan hunian pasca bencana.
Penanganan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Kemenhut juga mengambil langkah di Tapanuli Selatan dengan menyiapkan lima excavator untuk pembersihan material kayu yang menumpuk di rumah warga. Selain itu, terdapat satu unit pemadam kebakaran dan seratus personel yang turut membantu membersihkan lumpur.
Tiga unit dump truck disiagakan untuk mengangkut sisa material banjir ke lokasi yang aman. Untuk memperkuat infrastruktur sungai, dilakukan pengerahan sembilan excavator dan empat excavator capit guna mempertebal banwall di jembatan belly alur Sungai Garoga.
Pembangunan jembatan belly di aliran baru Sungai Garoga juga dibantu oleh Kementerian/Dinas Pekerjaan Umum, TNI, dan berbagai pihak terkait dalam mengatur dan memantau pekerjaan.
Upaya Penanganan di Sumatera Barat
Di Sumatera Barat, kegiatan pembersihan kayu difokuskan di wilayah Pantai Padang dan Kabupaten Agam. Kemenhut menyediakan tujuh unit excavator dan 10 unit dump truck untuk percepatan kerja.
Tujuh excavator terdiri dari lima unit yang sudah tersedia sejak 19 Desember dan dua unit yang masih dalam proses penyewaan. Sebanyak 250 personel dikerahkan, termasuk tiga peleton pemadam kebakaran dari Kemenhut dan dukungan dari Polri serta TNI.
Selain pembersihan material, Kemenhut juga menyediakan tenaga kesehatan untuk mendukung masyarakat di Kabupaten Agam sebagai bagian dari layanan kemanusiaan.
Komitmen Pemantauan dan Dukungan Berkelanjutan
UPT Kementerian Kehutanan Koordinator Wilayah Aceh menegaskan bahwa pemantauan di lapangan akan terus dilakukan. Pembaruan informasi terkait perkembangan penanganan banjir dipastikan rutin disampaikan.
Komitmen Kementerian Kehutanan ini bertujuan untuk mendukung percepatan pemulihan lingkungan dan menjaga fungsi ekosistem pasca bencana secara berkelanjutan. Kerja sama lintas instansi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah diharapkan mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir di Sumatra.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com





