Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa penanganan bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera merupakan yang tercepat dibandingkan respons penanganan bencana di daerah lain. Pernyataan tersebut disampaikan Maruli dalam konferensi pers di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (29/12/2025).
Menurut Maruli, keberhasilan ini didukung oleh komando cepat dari Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong kementerian, lembaga, serta institusi terkait bekerja dengan sigap. Respons cepat ini terlihat di tiga provinsi utama terdampak, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Upaya Penanganan dan Rekonstruksi yang Dilakukan
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam waktu sekitar satu bulan pascabencana untuk memulihkan kondisi wilayah terdampak. Beberapa fokus utama yang dikerjakan antara lain pembangunan jembatan, perbaikan jalan rusak, pemulihan listrik dan jaringan komunikasi, serta penyediaan air bersih. Selain itu, ribuan hunian sementara dan hunian tetap mulai dibangun agar masyarakat yang terkena dampak dapat segera kembali menempati tempat tinggal yang aman.
Sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pemulihan, dengan keterlibatan aktif TNI, Polri, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pengelola BUMN, pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat lokal yang bekerja sama secara masif. Maruli membandingkan respons ini dengan pengalaman sebelumnya dalam penanganan bencana seperti erupsi Gunung Merapi dan bencana alam di wilayah Nusa Tenggara Timur (Lembata dan Adonara). Ia menegaskan belum pernah melihat penanganan secepat dan sekonsisten ini.
Pembangunan Infrastruktur Penunjang Mobilitas dan Logistik
Salah satu langkah konkret yang ditekankan adalah pembangunan dan pemasangan jembatan bailey untuk memudahkan mobilitas dan distribusi logistik di kawasan terdampak. Jenderal Maruli mengungkapkan terdapat 44 jembatan bailey dalam daftar kebutuhan. Dari jumlah tersebut, 12 jembatan sudah selesai dibangun, 15 sedang dalam pengiriman, dan enam lainnya dalam proses instalasi. Sisanya masih dikumpulkan untuk kebutuhan lebih lanjut.
Selain jembatan bailey, TNI AD juga membangun jembatan aramco dan jembatan gantung. Hingga saat ini, ada 47 titik pembangunan jembatan aramco, dimana enam telah rampung, tiga tengah dipasang, dan sisanya sedang dikirim. Pembangunan jembatan gantung juga sedang dilakukan agar akses transportasi dan pengiriman logistik lebih optimal, khususnya untuk kendaraan bermotor berboncengan.
Signifikansi Tanggap Cepat dalam Penanganan Bencana
Klaim KSAD Maruli tentang penanganan tercepat ini menegaskan keberhasilan kolaborasi dari berbagai pihak dalam menghadapi dampak bencana yang merugikan ratusan ribu warga. Respons cepat sangat penting untuk mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat, mengurangi risiko penyakit, serta mengembalikan normalitas kehidupan.
Penting untuk terus meningkatkan koordinasi lintas sektor agar kesiapsiagaan menghadapi bencana selanjutnya menjadi lebih baik, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Sumatera dan sekitarnya. Inovasi dan investasi infrastruktur seperti pembangunan jembatan menjadi pondasi kritis dalam mempercepat pemulihan wilayah terdampak.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah dan TNI AD menjadi contoh bagi penanggulangan bencana yang efektif dan efisien. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain dalam mengelola dan menanggapi bencana dengan cepat serta menyeluruh.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com




