Indonesia kini menjadi pionir dalam transformasi produksi beras rendah karbon melalui Proyek Low Carbon Rice. Proyek ini mendapat perhatian di ajang International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 yang berlangsung pada 17-18 November 2025.
Sebagai produsen beras terbesar di dunia, Indonesia memperlihatkan model transformasi yang sistemik dan bisa diterapkan di negara lain. Selama empat tahun terakhir, proyek ini telah menunjukkan hasil nyata di lapangan dengan adanya keterlibatan petani, pemerintah, dan sektor swasta.
Fokus Lokasi dan Pelaku Utama
Proyek Low Carbon Rice beroperasi di lima kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lokasi tersebut meliputi Klaten, Sragen, dan Boyolali di Jawa Tengah serta Ngawi dan Madiun di Jawa Timur. Keterlibatan aktif petani sekaligus pelaku penggilingan padi menjadi kunci utama keberhasilan proyek ini.
Transformasi tidak hanya dilakukan di tahapan budidaya, tetapi juga di sektor penggilingan yang selama ini menggunakan mesin diesel. Penggantian mesin diesel dengan mesin listrik terbukti mampu menekan emisi karbon secara signifikan.
Pengurangan Emisi dan Efisiensi Biaya
Menurut Ketua Umum PERPADI, Sutarto Alimoeso, penggunaan mesin listrik menurunkan biaya operasional hingga 40%. Selain itu, emisi karbon turun sekitar 15% setelah beralih dari teknologi konvensional ke listrik. Dampak ini menjadi bukti nyata transformasi menuju sistem produksi beras yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga strategis untuk mendukung target nasional pengurangan emisi karbon. Jika didukung kebijakan secara menyeluruh dan kemitraan lintas sektor, program ini berpotensi diperluas ke seluruh wilayah Indonesia.
Capaian Utama Proyek Low Carbon Rice
- Mendukung 67 penggilingan kecil beralih dari mesin diesel ke listrik
- Membina kemitraan dengan lebih dari 2.650 petani di lahan seluas 1.037 hektar
- Memperkenalkan beras berkelanjutan ke pasar domestik, termasuk restoran dan pembeli institusional
- Memperkuat kebijakan nasional melalui pembentukan SRP National Working Group
- Mengembangkan panduan interpretasi standar beras berkelanjutan untuk Indonesia
Proyek Low Carbon Rice menggambarkan bagaimana inovasi teknologi dan pembiayaan hijau dapat menciptakan dampak lingkungan positif. Kerja sama teknis dan kemitraan multisektor menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya saing sektor perberasan nasional.
Model transformasi ini mencerminkan upaya Indonesia untuk memimpin praktik produksi pangan yang berkelanjutan. Hal tersebut sekaligus mendorong keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian secara bersamaan.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id





