Kereta Kilat Pajajaran Tempuh Jakarta-Bandung 1,5 Jam, Tantang Kecepatan Whoosh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi meluncurkan layanan kereta api baru bernama "Kilat Pajajaran". Kereta ini menargetkan waktu tempuh rute Stasiun Gambir, Jakarta, menuju Bandung hanya 1,5 jam, lebih cepat dibanding layanan kereta konvensional saat ini.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa layanan Kilat Pajajaran akan menjadi solusi mobilitas cepat yang diharapkan memangkas jarak waktu perjalanan Jakarta-Bandung secara signifikan. Dia menyatakan, "Kereta Kilat Pajajaran memangkas waktu tempuh menjadi sekitar satu setengah jam". Layanan ini juga akan diperluas rutenya hingga ke Garut, Tasikmalaya, dan Banjar dengan waktu tempuh sekitar dua jam melalui Bandung.

Daya Saing dengan Kereta Whoosh

Kecepatan 1,5 jam ini membuat Kilat Pajajaran berpotensi menjadi pesaing utama kereta cepat Whoosh yang selama ini menjadi pilihan utama penumpang Jakarta-Bandung. Namun, Kilat Pajajaran mengoperasikan jalur kereta konvensional yang juga melayani kebutuhan logistik dan penumpang di rute tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan perjalanan kereta tidak hanya soal kecepatan, tapi juga soal integrasi dan fleksibilitas layanan.

Fokus pada Kargo dan Distribusi Pertanian

Selain mempercepat penumpang, kerja sama ini mencakup fasilitas pengangkutan logistik pertanian melalui layanan "Kereta Api Tani Mukti". Layanan ini dirancang untuk mengangkut hasil pertanian dari sentra produksi di Jawa Barat menuju pasar utama di Jakarta, Cirebon, dan Banjar. Menurut Dedi Mulyadi, hal ini akan menekan biaya distribusi pangan yang selama ini mahal akibat kendala logistik darat.

Pengembangan Rute dan Elektrifikasi Jalur

Dalam peta pengembangan jaringan kereta ini, Pemprov Jabar dan PT KAI juga berencana menghidupkan jalur wisata "Jaka Lalana" yang meliputi rute Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur. Selain itu, percepatan elektrifikasi jalur Padalarang-Cicalengka menjadi fokus untuk menunjang mobilitas harian masyarakat di Bandung Raya yang terus berkembang.

Dukungan dan Rencana Kerja Bersama

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Bobby Rasyidin, menyambut antusias kerjasama ini dengan membentuk Joint Working Group. Tim ini akan menyusun kajian teknis dan rencana kerja secara bertahap. Mereka juga akan melakukan penataan kawasan Stasiun Bandung dan Kiaracondong guna mendukung kelancaran layanan baru.

Dukungan Pembiayaan dan Komitmen Daerah

Gubernur Dedi Mulyadi berharap dukungan pembiayaan dapat segera terealisasi. Dia menilai dampak ekonomi integrasi jaringan rel di Jawa Barat sangat besar dan strategis. "Pemprov Jawa Barat bersama seluruh bupati dan wali kota berkomitmen mengembangkan perkeretaapian agar perjalanan menuju Jakarta lebih lancar," ujarnya.

Penanda Tanganan Kesepakatan

Kerjasama optimalisasi perkeretaapian ini ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin. Penandatanganan dilakukan di Purwakarta dan disaksikan oleh Wakil Menteri Perhubungan Suntana pada 25 November 2025.

Layanan Kilat Pajajaran diharapkan mempercepat konektivitas antarwilayah di Jawa Barat dan memberikan alternatif perjalanan cepat dengan tarif yang kompetitif. Rencana ini juga menambah solusi distribusi logistik pertanian yang selama ini menimbulkan biaya dan waktu yang tinggi. Implementasi berkelanjutan dari kerjasama ini menjadi kunci keberhasilan transformasi transportasi kereta di wilayah Jawa Barat.

Exit mobile version