Pengadilan di Korea Selatan memutuskan hukuman penjara empat tahun terhadap seorang perempuan yang melakukan pemerasan terhadap Son Heung Min. Perempuan berusia 20-an tahun itu bersama rekannya, seorang pria 40-an tahun, menggunakan klaim palsu kehamilan untuk memeras pemain bintang sepak bola tersebut.
Kasus bermula saat perempuan itu mendekati Son pada tahun lalu dengan mengaku tengah hamil anaknya. Namun, pengadilan menyatakan klaim ini tidak benar dan tidak terverifikasi berdasarkan bukti yang dihadirkan di persidangan.
Son Heung Min terpaksa membayar uang sebesar 300 juta won atau setara dengan Rp3,3 miliar untuk menghentikan ancaman perempuan tersebut. Pasangan pelaku mengancam akan menyebarkan tuduhan kehamilan palsu jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Jaksa penuntut umum menolak klaim perempuan tersebut yang menyatakan uang yang diterima adalah kompensasi dan menganggapnya sebagai korban. Dalam persidangan, jaksa menilai tindakan pemerasan sudah direncanakan secara matang dan sistematis.
Kasus ini menjadi terbongkar setelah kedua pelaku kembali menuntut uang tambahan dari Son tahun ini. Karena merasa ditekan, Son akhirnya melapor kepada pihak kepolisian untuk menghentikan aksi kriminal tersebut.
Pria yang menjadi kaki tangan perempuan itu didakwa melakukan ancaman sebanyak 15 kali untuk memeras uang dari Son. Ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara atas perannya dalam upaya pemerasan tersebut.
Hakim yang mengadili menegaskan bahwa pelaku telah memanfaatkan status selebritas Son Heung Min demi keuntungan pribadi. Kejahatan itu juga menyebabkan Son mengalami tekanan mental yang berat karena kasusnya menjadi konsumsi publik dan media.
Son Heung Min adalah salah satu pemain sepak bola top Asia yang memiliki popularitas tinggi di Korea Selatan dan kawasan Asia. Setelah satu dekade membela Tottenham Hotspur di Liga Primer Inggris, ia pindah ke LAFC pada Agustus lalu.
Transfer Son ke LAFC mencetak rekor sebagai perpindahan paling mahal dalam sejarah Major League Soccer (MLS). Pada Oktober, Son juga menduduki peringkat pemain dengan gaji tertinggi kedua di MLS, menandakan posisinya sebagai atlet elite dunia.
Selama berkarier di Spurs, Son mencapai prestasi historis dengan menjadi pemain Asia pertama yang meraih Sepatu Emas Liga Primer Inggris pada 2022. Penghargaan ini diberikan kepada pencetak gol terbanyak di liga tersebut.
Perempuan pelaku pemerasan dilaporkan menggunakan uang hasil pemerasan untuk membeli barang-barang mewah dan barang desainer. Hal ini menunjukkan motif keuntungan materi yang mendorong tindakan kriminal tersebut.
Kasus ini menjadi peringatan bahwa selebritas sering menjadi target kejahatan yang memanfaatkan ketenaran mereka. Penegakan hukum yang tegas diharapkan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan serupa di masa mendatang.
Son Heung Min sendiri terus berfokus pada kariernya bersama LAFC setelah melewati masa sulit akibat kasus pemerasan ini. Dukungan dari penggemar dan komunitas sepak bola tetap menguatkan posisinya sebagai ikon olahraga Asia.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com





