PSSI perlu mencermati lebih dalam soal calon pelatih Timnas Indonesia yang kini tengah ramai diperbincangkan, John Heitinga. Sosok mantan bek tim nasional Belanda ini muncul sebagai kandidat setelah diketahui mengikuti akun resmi PSSI di media sosial.
John Heitinga memiliki pengalaman sebagai pelatih di Ajax Amsterdam, namun masa jabatannya tidak berjalan mulus dengan hanya mencatat lima kemenangan sebelum akhirnya dipecat. Meski demikian, senior Shin Tae-yong, Guus Hiddink, membela dan sekaligus membuka kelemahan pelatih muda ini.
Pandangan Guus Hiddink terhadap Heitinga
Guus Hiddink menilai kegagalan Heitinga di Ajax bukan semata-mata karena kesalahan sang pelatih. Dia menegaskan masalah utama terdapat pada kekacauan di manajemen klub yang membuat performa tim menurun drastis.
Hiddink menjelaskan dalam podcast Studio Sedee bahwa jika struktur manajemen kuat dan solid, Heitinga sebenarnya layak mendapat kesempatan lebih lama. "Biarkan dia melatih sampai ada kejelasan dalam organisasi," kata Hiddink dengan tegas.
Namun Hiddink juga mengakui bahwa Heitinga memiliki kekurangan terutama dalam hal komunikasi dengan media. Pada masa jabatannya, Heitinga kesulitan menghadapi tekanan dan belum bisa melangkah satu langkah lebih maju dalam mengelola hubungan publik.
Rekam Jejak Heitinga sebagai Pelatih dan Pemain
John Heitinga dikenal sebagai salah satu bek terbaik Belanda semasa bermain, termasuk saat memperkuat Everton di Liga Primer Inggris dengan penghasilan tinggi sekitar Rp1,21 miliar per pekan. Usai gantung sepatu, ia beralih menjadi pelatih dan sempat menukangi Ajax Amsterdam dengan gaji dilaporkan mencapai Rp29 miliar per tahun.
Meski pencapaiannya belum maksimal, reputasi Heitinga sebagai pelatih muda terbaik di Belanda membuatnya dinilai memiliki potensi untuk membawa perubahan. Namun PSSI perlu menimbang dengan cermat aspek manajemen dan kemampuan komunikasi yang menjadi kendala selama ini.
Catatan Kritis untuk PSSI dalam Memilih Pelatih
- Pastikan struktur manajemen timnas solid sehingga pelatih dapat bekerja maksimal.
- Perhatikan kemampuan komunikasi pelatih dalam menghadapi media dan publik.
- Evaluasi pengalaman pelatih dalam konteks tekanan tinggi sebagai tim nasional.
- Pertimbangkan rekam jejak walaupun bukan ukuran mutlak kesuksesan.
Keputusan PSSI untuk memilih pelatih Timnas Indonesia tentu harus berdasarkan pertimbangan matang. Kelemahan yang pernah diungkap senior Shin Tae-yong ini bisa menjadi bahan refleksi agar pelatih baru mampu menghadapi tantangan lebih baik.
Walaupun Heitinga memiliki nilai plus dari segi jam terbang dan pengalaman Eropa, aspek lain seperti dukungan manajemen dan pengelolaan komunikasi publik wajib diperhatikan agar prestasi Timnas Indonesia lebih terangkat. PSSI harus mendengarkan saran dari pakar berpengalaman demi masa depan sepak bola nasional yang lebih cerah.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





