PSSI sedang intens mencari pelatih baru berkualitas dari Eropa untuk menukangi Timnas Indonesia pasca kegagalan lolos Piala Dunia 2026. Langkah ini diambil sebagai upaya memperbaiki prestasi dan menghadirkan sosok pelatih kelas dunia yang mampu memajukan timnas.
Namun, federasi sepak bola Indonesia tersebut tetap memperhatikan batasan finansial yang dimiliki. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menegaskan bahwa pemilihan pelatih tidak hanya didasarkan pada kapasitas teknis, melainkan juga rasionalitas anggaran yang tersedia.
Proses Pencarian Pelatih Eropa
Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, memimpin proses penyaringan kandidat di berbagai negara Eropa. Dia diberikan kewenangan untuk mencari dan menilai pelatih terbaik tanpa terpaku pada satu negara tertentu. Arya menjelaskan bahwa setelah mengumpulkan beberapa nama potensial, aspek finansial menjadi faktor saringan utama.
Menurut Arya, “Dia (Zwiers) mencari di Eropa di mana saja. Habis itu seleksi dari beberapa nama, disesuaikan kantong kita juga.” Dengan demikian, pelatih yang memiliki permintaan gaji di luar kemampuan federasi akan secara otomatis tersingkir dari proses seleksi.
Kandidat Pelatih dan Seleksi Final
Dari proses awal, sekitar lima nama kandidat telah terjaring. Proses ini akan dipersempit menjadi dua atau tiga finalis sebelum disodorkan ke Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dan jajaran Exco untuk diambil keputusan akhir. Walau ada rumor mengenai beberapa nama besar seperti Giovanni van Bronckhorst, Jesus Casas, dan John Heitinga, PSSI memilih langkah hati-hati.
Menurut Arya, PSSI tidak ingin tergesa-gesa dalam memilih pelatih karena keputusan tersebut sangat penting untuk keberlanjutan proyek jangka panjang Timnas Indonesia. Dia mengatakan, “Keluarlah nanti dua atau tiga nama, memutuskan di Exco. Yang penting jangan buru-buru. Aku enggak pernah bohong.”
Pendekatan Realistis dan Rasional
PSSI memberikan sinyal bahwa mereka tidak akan mengeluarkan anggaran secara berlebihan demi membayar gaji pelatih. Ini karena federasi memahami batas kemampuan keuangan yang ada saat ini. Arya menegaskan bahwa pemilihan pelatih tidak ingin memberatkan kas federasi secara signifikan.
Langkah ini menjadi pendekatan realistis agar upaya mendatangkan pelatih top Eropa tetap sejalan dengan kondisi finansial federasi yang harus bertanggung jawab. PSSI ingin memastikan investasi dalam pelatih akan berbuah positif tanpa menimbulkan beban jangka panjang yang tidak terkendali.
Fokus pada Kualitas dan Keberlanjutan
Sinyal yang diberikan PSSI mengindikasikan bahwa mereka mengutamakan pelatih dengan kecocokan taktik dan visi pengembangan jangka panjang. Pelatih tidak sekadar dipilih berdasarkan popularitas atau status besar di dunia sepak bola, tetapi juga kapasitas membangun tim dan konsistensi di bawah kendali dana yang ada.
PSSI berambisi agar Timnas Indonesia memiliki pelatih kompeten yang bisa membawa prestasi lebih baik tanpa mengorbankan stabilitas finansial federasi. Proses seleksi dan pengambilan keputusan yang matang diharapkan mampu menghasilkan nama pelatih yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Timnas.
Dengan demikian, pencarian pelatih baru Timnas Indonesia dari Eropa bukan sekadar soal nama besar, tetapi merupakan perpaduan kriteria teknis, finansial, dan keberlanjutan proyek. PSSI tetap optimistis proses ini berjalan lancar dan dapat memberikan hasil terbaik bagi taman nasional sepak bola Indonesia.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





