Pelatih tunggal putri utama PBSI, Imam Tohari, memastikan Gregoria Mariska Tunjung batal mengikuti Australia Open 2025. Keputusan ini diambil karena kondisi fisik Gregoria belum pulih secara maksimal setelah bertanding di final Kumamoto Masters 2025.
Menurut Imam, waktu pemulihan yang singkat membuat Gregoria rentan mengalami cedera jika dipaksakan tampil di ajang internasional tersebut. Ia menambahkan, Gregoria sebelumnya sempat mengalami vertigo parah yang membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kondisi Fisik Gregoria yang Belum Optimal
Imam Tohari menjelaskan bahwa Gregoria masih menunjukkan tanda-tanda kelelahan berat. "Dari hasil pemantauan dan penilaian, Gregoria masih memerlukan recovery lebih panjang untuk kembali turun bertanding," ujarnya. Perjalanan jauh dari Jepang ke Australia juga menjadi faktor risiko terhadap kebugaran atlet berusia muda ini.
Kondisi ini membuat Gregoria harus fokus pada pemulihan agar dapat tampil optimal di turnamen-turnamen berikutnya. Penarikan diri dari Australia Open 2025 bukan semata karena keinginan mundur, melainkan bentuk antisipasi agar cedera tidak bertambah parah.
Dampak Penarikan Gregoria pada Tim PBSI
Ketiadaan Gregoria tentu menjadi kehilangan bagi tim PBSI dalam mempertahankan prestasi di turnamen bergengsi. Sebagai salah satu pemain unggulan, Gregoria selalu menjadi andalan dalam nomor tunggal putri. Namun, keputusan menjaga kondisi kesehatan justru akan memberi peluang lebih baik untuk performa jangka panjang atlet Indonesia.
Pelatih Imam menegaskan bahwa prioritas utama PBSI adalah keselamatan dan kebugaran atlet sebelum menargetkan prestasi di lapangan. Sebab, penampilan optimal hanya dapat diraih bila kondisi fisik benar-benar prima.
Faktor Waktu Pemulihan dan Perjalanan
Turnamen Kumamoto Masters 2025 selesai pada pekan lalu, sedangkan Australia Open 2025 berlangsung dalam waktu sangat dekat. Waktu pemulihan yang kurang dari seminggu ini dianggap terlalu singkat bagi seorang atlet profesional yang baru menghadapi pertandingan final sepanjang beberapa hari sebelumnya.
Berikut alasan utama penarikan Gregoria menurut pelatih Imam Tohari:
- Kondisi fisik belum kembali bugar sepenuhnya setelah turnamen Kumamoto Masters.
- Risiko cedera meningkat jika dipaksakan bertanding saat tubuh belum pulih optimal.
- Pernah mengalami vertigo berat yang memerlukan waktu pemulihan ekstra.
- Durasi perjalanan dari Jepang ke Australia yang panjang dan melelahkan.
PBSI memilih untuk memprioritaskan proses penyembuhan agar atlet bisa tampil maksimal di turnamen masa depan. Strategi ini sesuai dengan pendekatan jangka panjang dalam pengembangan atlet untuk meningkatkan prestasi nasional.
Harapan ke Depan untuk Gregoria
Meski absen di Australia Open 2025, Gregoria tetap menjadi aset penting bagi PBSI di masa mendatang. Latihan yang disiplin serta pemulihan yang baik akan membantu memperkuat fisik dan mentalnya. Dengan begitu, ia dapat kembali bertanding dengan performa terbaik.
Bersama pelatih dan tim medis, Gregoria akan menjalani program pemulihan khusus agar siap menghadapi kejuaraan selanjutnya. Kepastian ini diharapkan memberi sinyal positif bagi kemajuan bulu tangkis putri Indonesia di kancah internasional.
Keputusan penarikan diri dari Australia Open 2025 menjadi langkah strategis menjaga atlet muda yang memiliki potensi besar. Dengan perencanaan matang, Gregoria diprediksi akan kembali bangkit dan meraih prestasi gemilang.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id