
BAIC tengah menjadi sorotan di industri otomotif nasional karena membuka peluang membawa sub-brand Arcfox dan Stelato ke Indonesia. Langkah ini diyakini bisa menambah persaingan segmen mobil listrik hingga premium, terutama karena keduanya hadir dengan konsep dan teknologi yang berbeda.
Arcfox dikenal sebagai sub-brand BAIC yang fokus pada pengembangan mobil listrik. Merek ini lahir dari kebutuhan menghadirkan kendaraan ramah lingkungan untuk pasar urban dengan banderol harga kompetitif. Produk Arcfox bahkan telah dilengkapi teknologi kecerdasan buatan hasil kolaborasi dengan Huawei. Sistem bernama Huawei Inside (HI) tersebut membuat Arcfox sebagai pelopor mobil listrik massal dengan integrasi AI, khususnya dalam fitur bantuan mengemudi canggih.
Sebagai informasi utama untuk pasar Indonesia, model perdana Arcfox yang kemungkinan akan dipasarkan adalah Arcfox T1. Mobil ini berupa hatchback lima pintu dengan desain kompak untuk menyesuaikan karakter lalu lintas perkotaan Indonesia.
Stelato: Sub-Brand Premium BAIC
Berbeda dengan Arcfox, Stelato hadir menyasar kelas premium. Sub-brand ini diluncurkan melalui kolaborasi BAIC dengan Huawei di bawah payung Harmony Intelligent Mobility Alliance yang bergerak di sektor otomotif. Stelato resmi debut melalui model sedan mewah fullsize bernama Stelato S9. Segmen yang disasar secara langsung berhadapan dengan mobil listrik mewah seperti Tesla dan brand Eropa antara lain BMW i7 serta Mercedes-Benz EQS.
Stelato S9 awalnya diperkenalkan sebagai electric vehicle murni, sebelum akhirnya muncul opsi Range Extender Electric Vehicle dengan penggerak tambahan guna memperluas jangkauan. Inovasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan konsumen premium yang menuntut kenyamanan dan efisiensi teknologi.
Peluang Arcfox dan Stelato di Pasar Indonesia
Di Indonesia, Chief Executive Officer BAIC Indonesia, Johnnatan Salim, menegaskan keterbukaan perusahaannya untuk memboyong lini produk BAIC, termasuk Arcfox dan Stelato. Ia menyampaikan, minat tersebut ditopang oleh besarnya potensi pasar kendaraan listrik dan premium di Indonesia. Namun, ada beberapa tantangan teknis yang harus dihadapi.
Salah satu tantangan utama adalah proses konversi setir kiri ke setir kanan, sesuai regulasi di Indonesia. Menurut Johnnatan, konversi ini memerlukan waktu, biaya, dan proses teknis yang cukup panjang. Prosedur yang dilalui antara lain studi teknis ulang, rekayasa ulang pada konstruksi, penyesuaian sistem kelistrikan, hingga pembuatan dashboard baru khusus untuk versi setir kanan.
Ringkasan Perbandingan Arcfox dan Stelato
Tabel berikut memperlihatkan perbedaan kedua sub-brand BAIC secara singkat:
| Sub-Brand | Fokus Segmen | Teknologi Unggulan | Model Andalan |
|---|---|---|---|
| Arcfox | Mobil listrik urban | AI Huawei Inside, ADAS | Arcfox T1 |
| Stelato | Premium elektrik | EREV, EV Fullsize | Stelato S9 |
Kehadiran Arcfox dan Stelato dapat menjadi warna baru dalam dunia otomotif tanah air, khususnya pada era elektrifikasi dan premiumisasi kendaraan. BAIC menyatakan siap membawa pilihan kendaraan ramah lingkungan dan berteknologi tinggi, namun tetap mempertimbangkan kesiapan dan regulasi pasar Indonesia. Dengan potensi tersebut, publik otomotif nasional kini menantikan kehadiran kedua sub-brand ini yang siap bersaing di pasar domestik.
Baca selengkapnya di: otodriver.com





