Pabrik BYD di Subang Beroperasi 2026, Apakah Harga Mobil Listrik Bakal Turun?

Shopee Flash Sale

Pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, segera masuk tahap operasional pada kuartal pertama tahun depan. Konsumen mobil listrik di Indonesia penasaran, apakah harga mobil BYD akan turun setelah pabrik ini mulai berproduksi.

BYD Motor Indonesia menggelontorkan investasi besar, mencapai lebih dari Rp11 triliun, demi membangun pabrik seluas 108 hektare di kawasan Subang Smartpolitan. Kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 150.000 unit per tahun, menjadikan pabrik ini salah satu yang terbesar di Tanah Air untuk kategori mobil listrik.

Produksi Lokal dan Potensi Penurunan Harga

Langkah strategis membangun pabrik di Indonesia diyakini membawa sejumlah keuntungan. Pihak BYD menegaskan, produksi lokal akan memangkas ongkos distribusi dan bea impor. “Sementara ini kita sudah masuk ke tahap akhir, karena kita sudah dapat audit dari BKPM,” jelas Luther Panjaitan, Head of Marketing, PR & Government BYD Motor Indonesia, dalam sesi di GJAW Tangerang. Koordinasi terus dilakukan dengan Kementerian Perindustrian demi kelancaran transisi ini.

Dengan produksi dalam negeri, pengiriman kendaraan ke diler semakin efisien. Biaya logistik dan tarif bea masuk yang selama ini menjadi komponen harga, berpotensi berkurang signifikan.

Data Penjualan dan Kepercayaan Konsumen

BYD mencatatkan performa positif pada penjualan wholesales sejak awal tahun. Total distribusi ke diler sudah menembus hampir puluhan ribu unit, sementara model Atto mencatat distribusi terbanyak pada Oktober. Pencapaian ini memperlihatkan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap produk BYD, meski pabrik lokal belum resmi beroperasi.

Menurut Luther Panjaitan, kehadiran pabrik di Indonesia akan meningkatkan rasa percaya konsumen lokal. Hal ini terutama berkaitan dengan ketersediaan suku cadang yang lebih terjamin. Konsumen akan merasa lebih aman dalam hal layanan purnajual dan perawatan, sehingga potensi kepercayaan terhadap merek semakin tinggi.

Faktor Penentu Harga Mobil BYD

Mengacu pada data dan tren industri otomotif, harga mobil listrik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, yaitu:

  1. Biaya Produksi Lokal: Dengan pabrik di Subang, biaya produksi berkurang karena komponen tertentu bisa diperoleh dari dalam negeri.
  2. Pengurangan Tarif Impor: Mobil hasil perakitan lokal tidak terkena bea masuk tinggi, sehingga memungkinkan harga jual lebih kompetitif.
  3. Efisiensi Distribusi: Waktu dan biaya pengiriman mobil dari pabrik ke konsumen menjadi lebih efisien dan murah.
  4. Ketersediaan Spare Part: Pabrik lokal mempercepat suplai dan penanganan suku cadang, meningkatkan kepuasan serta kenyamanan konsumen.
  5. Dukungan Pemerintah: Koordinasi dengan Kementerian Perindustrian diharapkan mendatangkan insentif fiskal maupun nonfiskal untuk mobil listrik rakitan lokal.

Jika biaya-biaya tadi turun, bukan mustahil BYD berani menawarkan harga jual lebih rendah atau menawarkan program promosi lebih agresif pada mobil rakitannya.

Persaingan Pasar dan Strategi BYD

Kehadiran pabrik ini akan menambah sengit persaingan di pasar mobil listrik nasional. BYD kini sejajar dengan produsen lain yang telah lebih dulu merakit mobil di dalam negeri. Konsumen diperkirakan akan menikmati lebih banyak pilihan model dan fitur dengan harga lebih terjangkau.

Pihak BYD juga telah menyebut bahwa orientasi pabrik di Subang bukan sekadar untuk memenuhi permintaan lokal, tapi terbuka kemungkinan ekspor ke negara tetangga. Artinya, kapasitas produksi besar akan meningkatkan efisiensi dan menambah peluang penyesuaian harga.

Bagi konsumen yang menantikan mobil elektrik dengan banderol menarik dari BYD, operasional pabrik di Subang Jadi momentum penting. Perkembangan ke depan sangat dinantikan pelaku dan pengamat industri otomotif Indonesia.

Baca selengkapnya di: www.inews.id

Berita Terkait

Back to top button