
Purbaya Yudhi Sadewa, pejabat di Kementerian Keuangan, belakangan jadi perbincangan publik bukan karena isu kebijakan, melainkan aksi uniknya saat menjajal motor gede BMW. Aksi tersebut dibagikan langsung melalui akun media sosial pribadinya. Peristiwa menarik ini terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan dan cepat mencuri perhatian warganet, terutama karena penampilan Purbaya yang tetap rapi dengan kemeja, celana bahan, dan sepatu pantofel saat beraksi.
Purbaya diketahui mencoba BMW R 1300 GS milik satuan pengawalan polisi yang biasa bertugas mendampingi aktivitas kedinasan. Sejak awal, dia sudah terlihat cukup kesulitan ketika ingin menurunkan motor bertipe adventure ini dari standar tengah. Ia mengaku gerakan itu sampai harus dibantu dua orang di sekitarnya karena berat motor yang mencapai lebih dari 230 kilogram.
Pengalaman Menaiki Moge di Lokasi Kantor
Setelah BMW dilepas dari standar, Purbaya mengenakan helm sebagai perlengkapan berkendara. Ia lalu menyalakan mesin motor berkapasitas mesin 1.300 cc tersebut tanpa meninggalkan area komplek Kementerian Keuangan. Rute yang ditempuh hanya sebatas di sekitaran gedung, namun tetap menantang untuk pemula.
Bobot moge yang besar membuat Purbaya merasa kewalahan. Tak jarang, ia harus menurunkan kakinya untuk menjaga keseimbangan, terutama saat bermanuver agar tidak kehilangan kendali. Dalam pengalaman singkat itu, Purbaya sempat beberapa kali merasakan tarikan mesin boxer khas kendaraan BMW yang sangat bertenaga.
Tantangan Mengendarai Moge di Perkotaan
Menurut Purbaya, mengendarai motor gede seperti BMW R 1300 GS memang membutuhkan kemahiran khusus. Ia secara terbuka mengakui bahwa tidak mudah mengatur keseimbangan motor berat, apalagi jika harus melewati kemacetan khas Jakarta. Simak beberapa tantangan yang diungkapkan Purbaya saat mengemudikan moge:
- Berat motor yang mencapai di atas 230 kg membuat pengendara pemula cepat lelah.
- Manuver cepat di kemacetan Jakarta sangat sulit dilakukan dengan moge.
- Dibutuhkan keahlian mengendarai motor besar untuk bermanuver zig-zag atau selap-selip di jalanan padat.
Purbaya secara santai menyatakan dalam videonya bahwa ia lebih menikmati berkendara menggunakan motor bebek. “Berat motornya, enakan naik motor bebek,” ujar Purbaya kepada pengikutnya di media sosial. Ucapan ini menyiratkan bahwa kemudahan dan kepraktisan motor bebek tetap belum tergantikan, terutama di situasi lalu lintas yang padat dan dinamis.
Motor Bebek Jadi Pilihan Favorit
Fenomena ini membuktikan masih besarnya kepercayaan masyarakat, termasuk figur publik, terhadap sepeda motor bebek yang dikenal ringan, irit dan mudah dikendarai. Berdasarkan survei penjualan otomotif di Indonesia, motor bebek terus menjadi primadona berkat fungsinya yang cocok untuk kebutuhan sehari-hari.
Purbaya Yudhi Sadewa membagikan pengalamannya ini sebagai refleksi bahwa teknologi dan kemewahan moge belum tentu selalu praktis dalam kehidupan urban. Pengalaman pribadi dari seorang pejabat negara memperkuat narasi bahwa kenyamanan berkendara tidak lepas dari aspek praktis serta kemudahan yang ditawarkan motor kecil di jalanan perkotaan.
Untuk mengikuti momen ini, banyak warganet memberikan tanggapan positif. Mereka mengakui bahwa aksi spontan seperti ini justru menunjukkan sisi manusiawi pejabat negara. Tidak sedikit juga yang menyarankan untuk kembali memilih motor bebek bagi mereka yang ingin lebih simpel dan mudah saat berkendara di tengah kemacetan kota besar seperti Jakarta.
Baca selengkapnya di: www.cnnindonesia.com





