Sebuah video viral menampilkan seorang emak-emak yang meminta diprioritaskan untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sebuah SPBU. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @wahgenz, perempuan tersebut tampak menyerobot antrean dengan alasan ingin cepat dan hanya mengisi Rp10 ribu saja.
Perempuan yang mengenakan seragam cokelat itu langsung maju ke depan tanpa mengantre dan berbicara lantang kepada petugas SPBU. Ia berkata, “Mau cepat bang,” sambil menunjuk dispenser BBM dan menegaskan, “Isi Rp10 ribu saja.” Tindakan tersebut memicu protes dari pengendara lain yang sudah tertib antre.
Sejumlah warga yang melihat aksi itu merasa kesal dan meminta agar perempuan tersebut mengindahkan aturan antrean. Salah satu pengendara berteriak, “Sudah salah kau,” namun perempuan itu justru semakin emosi dan mengulangi permintaan mengisi BBM Rp10 ribu. Beberapa orang tampak menggelengkan kepala karena sikapnya yang dianggap tidak menghormati aturan bersama.
Reaksi di media sosial pun beragam. Banyak warganet yang membahas seragam cokelat yang dikenakan perempuan tersebut. Beberapa menanggapi dengan candaan, sementara yang lain mempertanyakan apakah perempuan itu benar-benar seorang aparatur negara atau ASN. Salah satu komentar menyatakan, “Apakah layak menjadi ASN? Sebaiknya di-spill beliau siapa, kerjanya di mana, bagian apa,” yang mendapat banyak dukungan dari netizen lain.
Komentar bernada sindiran juga banyak muncul, seperti “Buru-buru ke mana si bu? Karoke?” yang diiringi emoji tertawa. Kemudian, ada pula yang merasa malu dengan aksi perempuan tersebut jika benar dia pegawai pemerintah. Seorang pengguna menulis, “Gw mah malu dah Bu… sudah salah teriak-teriak pula.”
Viralnya video ini kembali menyoroti pentingnya kesadaran tertib antre di fasilitas umum. Aksi menyerobot antrean, apalagi dengan nada tinggi dan tidak menghormati pengguna lain, bisa memperburuk suasana dan menciptakan ketegangan. Idealnya, seluruh pengguna layanan publik wajib mengikuti aturan agar pelayanan bisa berjalan lancar dan adil bagi semua.
Dalam konteks SPBU, PT Pertamina sebagai penyedia BBM terus berupaya memastikan ketersediaan dan kelancaran layanan di seluruh wilayah Indonesia. Sistem antre yang tertib menjadi faktor penting untuk menghindari kekacauan dan ketidaknyamanan pelanggan. Kasus seperti ini dapat berpotensi mengganggu ketertiban dan menimbulkan konflik di tempat umum.
Bagi masyarakat, tindakan sabar dan santun saat mengantre menjadi kunci agar pelayanan SPBU berjalan lancar. Terlebih saat layanan BBM tengah dibatasi nominalnya seperti hanya Rp10 ribu, kecepatan tidak bisa menjadi alasan untuk menerobos antrean. Kepatuhan terhadap aturan akan membantu menghindari ketegangan dan menjaga kenyamanan bersama.
Kasus viral tersebut juga membuka diskusi terkait perilaku personal dan profesionalisme, terutama bagi yang mengenakan seragam dinas. Sikap terburu-buru dan kurang menghargai aturan berpotensi menurunkan citra aparatur negara, terlebih di era di mana transparansi dan etika kerja semakin diperhatikan publik.
Dalam menghadapi situasi antrean di SPBU atau tempat umum lainnya, penting untuk tetap mengedepankan kesabaran dan menghormati hak pengguna lain. Kecepatan dan kepentingan pribadi tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar aturan yang ada. Hal ini mutlak demi terciptanya layanan yang adil dan harmonis bagi semua pihak.





