Harga mobil listrik diperkirakan akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi komponen baterai yang menjadi sumber utama energi kendaraan listrik.
Tekanan biaya paling signifikan berasal dari rantai pasok baterai lithium-ion di China, yang merupakan pusat produksi global. Produsen komponen baterai mulai menaikkan harga kepada pelanggan mereka sebagai respons atas kenaikan biaya bahan baku.
Salah satu komponen yang mengalami kenaikan harga signifikan adalah separator baterai. Separator berfungsi penting yaitu memisahkan anoda dan katoda agar aliran ion tetap stabil dan aman selama penggunaan baterai.
Menurut laporan Carnewschina yang dikutip oleh VIVA Otomotif, harga separator baterai berbasis wet-process diprediksi naik hingga 30 persen dalam waktu dekat. Lonjakan harga ini akan menaikkan biaya produksi baterai secara keseluruhan.
Separator baterai menyumbang sekitar 10–15 persen dari biaya sel baterai. Dengan kenaikan harga separator, biaya baterai berpotensi naik 3–5 persen jika kenaikan tersebut dibebankan ke produsen mobil listrik.
Kenaikan harga baterai ini terutama akan dirasakan pada mobil listrik berkapasitas baterai besar yang banyak menggunakan separator wet-process. Lonjakan harga komponen ini menjadi tantangan bagi produsen dan konsumen kendaraan listrik.
Pasar baterai saat ini juga semakin terkonsolidasi karena akuisisi besar-besaran produsen separator utama. Situasi ini mengurangi fleksibilitas produsen kecil dan memperkuat tekanan harga di pasar komponen baterai global.
Meski kapasitas produksi komponen baterai masih tinggi dan permintaan terus tumbuh, harga komponen diperkirakan akan tetap di level tinggi atau bahkan naik dalam beberapa bulan ke depan. Ini menjadi indikator bahwa harga kendaraan listrik berpotensi meningkat.
Namun tidak semua material penyusun baterai mengalami kenaikan harga signifikan. Misalnya, bahan katoda berbasis nikel-kobalt dan lithium iron phosphate relatif stabil harganya dalam beberapa pekan terakhir.
Harga lithium karbonat yang merupakan bahan baku utama baterai bahkan sedikit turun. Kondisi ini sempat menimbulkan harapan penurunan biaya baterai di masa depan.
Meski begitu, komponen lain seperti elektrolit mulai mengalami tekanan harga karena kenaikan bahan kimia pendukung. Hal ini turut menyumbang kenaikan biaya produksi baterai secara keseluruhan.
Para analis menyebut produsen kendaraan listrik kemungkinan akan menahan kenaikan harga jual mobil listrik untuk sementara waktu. Namun apabila tekanan biaya bahan produksi terus berlanjut, konsumen akan merasakan dampaknya melalui harga jual yang lebih tinggi.
Berikut adalah faktor utama yang memengaruhi potensi kenaikan harga mobil listrik:
1. Kenaikan harga separator baterai hingga 30 persen
2. Konsolidasi pasar produsen komponen baterai utama
3. Tekanan harga pada material elektrolit dan bahan kimia pendukung
4. Stabilitas harga lithium karbonat dan bahan katoda tertentu
5. Permintaan pasar baterai yang tinggi dan kapasitas produksi terbatas
Perkembangan ini juga berdampak pada pasar mobil listrik Indonesia yang tumbuh cepat. Indonesia, sebagai salah satu pasar BEV yang berkembang pesat, akan turut merasakan dampak kenaikan biaya produksi komponen baterai.
Dengan harga baterai yang berpotensi naik, produsen mobil listrik di Indonesia maupun global harus mencari strategi efisiensi biaya agar harga kendaraan tetap kompetitif. Konsumen diperkirakan harus bersiap untuk kemungkinan kenaikan harga mobil listrik dalam waktu dekat.
Meningkatnya biaya produksi menjadi perhatian penting bagi seluruh pelaku industri kendaraan ramah lingkungan. Pemantauan terus-menerus terhadap tren harga komponen baterai sangat dibutuhkan agar perubahan pasar dapat diantisipasi dengan baik.





