Saham Tesla Tertekan: BYD, Li Auto, dan Pabrikan Eropa Gencar Turunkan Harga Mobil Listrik

Shopee Flash Sale

Saham Tesla mengalami tekanan hebat setelah Morgan Stanley menurunkan peringkatnya menjadi Equal-weight pada awal pekan. Penurunan peringkat ini langsung berdampak signifikan pada harga saham Tesla yang terkoreksi lebih dari 3%, memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar global.

Penurunan ini terjadi di tengah optimisme sebagian investor terhadap bisnis AI Tesla yang menawarkan inovasi seperti Full Self-Driving (FSD), robotaxi, hingga humanoid robot Optimus. Namun, Morgan Stanley menilai valuasi Tesla telah sangat “mahal” untuk ekspektasi yang belum sepenuhnya terealisasi.

Tekanan Kompetitor Meningkat Sengit
Tesla kini bukan hanya menghadapi perlambatan adopsi kendaraan listrik di Amerika Serikat. Tekanan kompetitif dari luar negeri, terutama dari BYD, Li Auto, hingga produsen mobil Eropa, semakin nyata. Pabrikan-pabrikan ini secara agresif memangkas harga demi merebut pangsa pasar, membuat tekanan pada harga jual dan margin Tesla kian berat.

Morgan Stanley juga memangkas proyeksi volume pengiriman Tesla secara signifikan. Volume pengiriman hingga beberapa tahun ke depan dipangkas lebih dari 10%, dengan penurunan total kumulatif proyeksi pengiriman global hingga hampir 20%. Hal ini menjadi sinyal perlambatan tidak hanya di pasar AS, namun juga di pasar internasional seiring persaingan harga yang semakin ketat.

Valuasi AI dan Inovasi Belum Terbukti
Meski optimisme terhadap bisnis embodied AI Tesla masih tinggi, pasar tampaknya mulai berhitung ulang. Andrew Percoco dari Morgan Stanley menekankan, valuasi Tesla saat ini sudah mempertimbangkan potensi besar bisnis FSD, robotaxi, dan robot humanoid. Namun, sebagian besar pendapatan dari inovasi tersebut belum terealisasi dalam waktu dekat, sehingga investor dianggap telah “membayar di muka”.

Petinggi Tesla pernah menyatakan ambisi AI dan otomatisasi akan menjadi tulang punggung pertumbuhan perusahaan ke depan. Tetapi, risiko perlambatan adopsi EV dan serangan harga dari pemain Asia maupun Eropa kini jadi tantangan nyata.

Produsen yang Agresif Menurunkan Harga
Berikut daftar produsen yang makin agresif menurunkan harga:

  1. BYD – Mempersenjatai lini produksi dengan harga kompetitif dan penetrasi pasar internasional.
  2. Li Auto – Ekspansi cepat di Asia dan mulai memasuki pasar global dengan strategi harga lebih rendah.
  3. Pabrikan Eropa (termasuk VW dan Stellantis) – Menawarkan model elektrik dengan harga bersaing agar tetap relevan di tengah gempuran produsen Asia.

Data dari berbagai sumber menunjukkan, langkah penurunan harga dari para kompetitor ini telah memukul margin keuntungan Tesla secara bertahap. Potensi perang harga pun dinilai akan berlangsung dalam jangka waktu cukup lama, seiring produsen menjadikan strategi diskon sebagai senjata merebut pasar.

Tantangan Bisnis Utama Tesla ke Depan
Keputusan Morgan Stanley merevisi naik harga target Tesla menjadi $425 meski menurunkan peringkat menunjukkan analisis sum-of-the-parts mulai menghitung bisnis non-otomotif Tesla, seperti robot humanoid. Namun, prospek dari robot dan kendaraan tanpa pengemudi ini dianggap masih membutuhkan waktu lebih lama sebelum menghasilkan pendapatan signifikan.

Di tengah tekanan kompetisi, investor kini menuntut realisasi bisnis yang lebih konkret dari Tesla. Harga saham yang turun menjadi refleksi kecemasan pasar terhadap kelangsungan dominasi Tesla di pasar kendaraan listrik global.

Baca selengkapnya di: wartaekonomi.co.id

Berita Terkait

Back to top button