Nissan Tantang Tesla, Siap Luncurkan Mobil Swakemudi pada 2028

Nissan mengambil langkah besar untuk menantang dominasi Tesla dalam teknologi kendaraan otonom. Perusahaan otomotif asal Jepang ini telah mengumumkan pengembangan sistem berkendara otomatis generasi baru yang siap hadir mulai awal 2028. Inovasi ini dirancang agar mampu memberikan kontrol penuh selama perjalanan tanpa perlu campur tangan pengemudi.

Dengan pengalaman Tesla di pasar Amerika Serikat melalui fitur Full Self Driving (FSD) dan Autopilot, Nissan ingin menghadirkan solusi serupa dengan pendekatan berbeda. Fitur ini berbasis kamera dan tak lagi terikat batasan geografis. Kolaborasi strategis Nissan dengan Wayve, perusahaan kecerdasan buatan asal Inggris, menjadi kunci pengembangan teknologi ini.

Teknologi Otonom Nissan

Sistem berkendara otomatis baru dari Nissan menggunakan jaringan saraf atau neural network yang mendapatkan data dari rekaman aktivitas berkendara nyata selama ribuan jam. Cara ini berbeda dibanding produsen lain seperti Waymo yang menggabungkan kamera, radar, dan lidar sekaligus. Pendekatan ini membuat biaya pengembangan lebih efisien karena mengurangi kebutuhan perangkat keras mahal.

Ponz Pandikuthira, Head of Product Planning Nissan Americas, menyampaikan bahwa target utama perusahaan adalah menghadirkan sistem berbasis kamera dengan harga lebih terjangkau. Menurutnya, versi akhir dari sistem ini bahkan akan dilengkapi dengan lidar demi tingkat otomatisasi tertinggi, hingga pengguna bisa tidur di dalam mobil sambil berjalan.

Harga Lebih Bersaing Dibanding Tesla

Salah satu keunggulan utama dari sistem otonom Nissan adalah harga yang lebih murah dibanding kompetitor. Paket teknologi terbaru Nissan diperkirakan dapat dilempar ke pasar dengan harga sekitar 4 ribu dolar Amerika. Nilai ini hanya setengah dari banderol paket Full Self Driving dari Tesla.

Berikut perbandingan harga sistem otonom Nissan dan Tesla:

  1. Nissan: ±4.000 dolar Amerika
  2. Tesla (FSD): ±8.000 dolar Amerika

Strategi harga ini dirancang untuk membuat teknologi otonom dapat diakses lebih luas oleh masyarakat umum. Nissan bahkan menyebut, generasi terbaru ProPilot ini akan sangat mungkin diintegrasikan pada lini produk seperti Fleet, Pathfinder, dan Rogue.

Uji Coba dan Tantangan Regulasi

Uji coba telah dilakukan menggunakan Nissan Ariya prototype, yang dilengkapi sebelas kamera, lima radar, dan satu lidar. Meski belum dipastikan model pertama yang resmi mengadopsi sistem anyar ini, Jepang dan Amerika Utara disebut sebagai pasar perdana.

Jalur menuju peluncuran massal tetap menantang. Nissan harus melewati serangkaian persyaratan regulasi, pengujian validasi, dan sertifikasi teknis ketat di Amerika Serikat sebelum teknologi ini resmi dipasarkan.

Fokus pada Keselamatan dan Pengalaman Berkendara

Pihak Nissan menegaskan ambisinya bukan semata mengejar Tesla, melainkan berfokus pada aspek keselamatan dan peningkatan kenyamanan berkendara. Dengan fitur active safety unggulan, perusahaan ingin menawarkan pengalaman perjalanan darat yang lebih menyenangkan dan bebas rasa lelah bagi penggunanya.

Langkah Nissan ini menunjukkan bahwa persaingan kendaraan otonom semakin terbuka dan bervariasi. Teknologi baru yang lebih terjangkau dan inovatif, serta prioritas pada keselamatan menjadi nilai jual utama yang diusung perusahaan Jepang ini untuk merebut hati konsumen global.

Baca selengkapnya di: voi.id
Exit mobile version