Denda Rp4 Miliar untuk Penyebar Hoaks Mobil China, Waspadai Informasi Salah!

Shopee Flash Sale

Pemerintah China semakin memperketat pengawasan terhadap penyebaran konten hoaks tentang mobil produksi dalam negeri. Pelaku yang menyebarkan informasi palsu di dunia maya bisa dikenai sanksi tegas berupa denda hingga miliaran rupiah.

Kasus hukum yang menonjol terjadi pada akun media sosial Longzhu Jiche yang selama hampir lima tahun menyebarkan tuduhan palsu terkait kendaraan BYD. Konten yang diunggah berupa video potongan kebakaran yang tidak ada kaitannya dengan mobil BYD, namun diklaim sebagai kasus mobil terbakar spontan.

Pengadilan China memutuskan bahwa tindakan tersebut melanggar hak reputasi BYD. Akun ini diwajibkan menghapus seluruh konten bermasalah, meminta maaf secara publik, serta membayar ganti rugi sebesar 2 juta yuan atau sekitar Rp4,7 miliar.

Keputusan serupa juga terjadi pada Great Wall Motor dan Xpeng, dua produsen mobil China ternama lainnya. Great Wall Motor memenangkan gugatan melawan akun Dayange Shuoche yang menyebarkan konten mencemarkan nama baik dan menerima kompensasi 200 ribu yuan.

Sementara itu, Xpeng menggugat akun Long Laoshi Jiang Dianche yang menyebarkan klaim tidak berdasar seperti kebocoran air di baterai dan penolakan garansi. Pengadilan menyatakan informasi tersebut salah dan merugikan reputasi Xpeng.

Selain kasus perdata, pemerintah China juga menargetkan penyebaran hoaks berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI). Pada sebuah pameran otomotif di Guangzhou, muncul video palsu terkait mobil Xpeng yang dibuat dengan teknologi AI. Pelaku penyebar video ini dikenai sanksi penahanan administratif selama 10 hari.

Langkah hukum ini menegaskan sikap resmi pemerintah China untuk melindungi pelaku industri otomotif dari berita bohong yang tidak bertanggung jawab. Kompensasi keuangan dan permintaan maaf publik menjadi bagian dari pemulihan reputasi merek dalam negeri.

Berikut adalah rincian sanksi yang dijatuhkan dalam beberapa kasus hoaks mobil China:

  1. BYD

    • Pelaku: Akun Longzhu Jiche
    • Sanksi: Penghapusan konten, permintaan maaf, ganti rugi 2 juta yuan (Rp4,7 miliar)
  2. Great Wall Motor

    • Pelaku: Akun Dayange Shuoche
    • Sanksi: Penghapusan konten, permintaan maaf, ganti rugi 200 ribu yuan
  3. Xpeng

    • Pelaku: Akun Long Laoshi Jiang Dianche
    • Sanksi: Penghapusan konten, permintaan maaf, pernyataan resmi pengadilan menolak klaim
  4. Kasus Hoaks AI
    • Pelaku: Penyebar video palsu di pameran Guangzhou
    • Sanksi: Penahanan administratif 10 hari

Penegakan hukum ini sejalan dengan upaya pemerintah China memerangi informasi palsu dan menjaga iklim bisnis otomotif yang sehat dan kompetitif. Hal ini juga menjadi peringatan bagi para pembuat konten di media daring untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi.

Regulasi ketat ini diharapkan mengurangi dampak negatif dari hoaks dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk otomotif China. Dengan adanya sanksi berat, ruang untuk penyebaran berita palsu dipersempit secara signifikan.

Perlindungan hukum yang kuat terhadap merek dalam negeri dapat mendorong inovasi dan investasi industri otomotif China. Pada akhirnya, hal ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.

Pemerintah dan lembaga terkait akan terus memantau aktivitas media sosial dan kanal digital lain yang berpotensi menyebarkan hoaks. Sistem hukum yang tegas juga diterapkan dalam menghadapi teknologi baru seperti kecerdasan buatan.

Upaya ini menunjukkan komitmen China dalam menjaga citra dan kualitas produknya di panggung global. Para pelanggar tidak hanya menghadapi konsekuensi hukum tetapi juga kehilangan kredibilitas di mata publik.

Berita Terkait

Back to top button