Fabio Quartararo Beri Kabar Baik untuk Yamaha Usai Kesulitan di MotoGP 2025: “Saya Belajar”

Fabio Quartararo memberi sinyal positif kepada Yamaha di tengah tantangan besar yang dihadapinya musim ini. Meski tanpa kemenangan grand prix, ia menegaskan telah mengalami perkembangan signifikan sebagai pembalap utama tim.

Quartararo menutup musim MotoGP dengan berada di peringkat sembilan klasemen. Hasil ini menegaskan musim yang sulit, apalagi jika melihat catatan Yamaha yang belum berhasil meraih kemenangan sejak pertengahan musim dua tahun lalu.

Performa Quartararo dan Tantangan Yamaha

Sudah lebih dari tiga tahun sejak Quartararo terakhir kali mengangkat trofi juara dunia. Sejak momen itu, posisinya di klasemen terus mengalami penurunan—dari runner-up, lalu menyentuh peringkat 10 dan 13, hingga kandas di urutan sembilan.

Namun, dibanding rekan setim dan pembalap Yamaha lainnya, Quartararo tetap menjadi sosok paling konsisten. Ia mencatat 16 podium sejak musim tiga tahun lalu, termasuk empat kali finis teratas. Fakta menariknya, tidak ada rider Yamaha lain yang bisa naik podium sejak Maverick Vinales di Assen pada dua musim lalu.

Belajar dari Masa Sulit

Quartararo menekankan, performanya tetap berkembang di balik keterbatasan motor. “Saya tentu ingin menang dan yakin masih sanggup bersaing,” ujarnya, sembari menegaskan kemampuannya kini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengaku, pengalaman bertahun-tahun menghadapi situasi tak ideal membentuk mental dan caranya menghadapi tekanan balapan. Menurutnya, kini ia lebih memahami karakter motornya dan mampu bertahan di tengah kekurangan teknis.

Kunci Adaptasi Quartararo

“Sekarang saya tahu masalah yang ada dan bisa tetap memacu motor tanpa terlalu terpengaruh,” ungkap Quartararo. Ia menjelaskan, sebelumnya kerap memaksakan diri ketika motor bermasalah, namun sekarang lebih fokus untuk tetap kompetitif meski menghadapi keterbatasan.

Perubahan pendekatan ini dinilai Quartararo sebagai pelajaran utama selama beberapa musim terakhir. Ia menyebut, kemampuan menekan performa maksimal di atas motor dengan segala kekurangannya merupakan hasil dari proses pembelajaran cukup panjang.

Perbandingan dengan Rival dan Masa Lalu

Kasus Quartararo juga dapat dibandingkan dengan Marc Marquez, yang pernah berada di momen sulit karena cedera dan motor Honda tidak kompetitif. Namun, berbeda dengan Marquez, Quartararo tidak dihadang cedera serius, sehingga bisa terus menjadi ujung tombak Yamaha.

Quartararo sendiri menyadari, Yamaha saat ini menghadapi tantangan teknis besar di lintasan. Ia menjadi satu-satunya harapan pabrikan Jepang itu, melihat statistik podium yang terus menurun dan minimnya kontribusi dari pembalap lain.

Catatan Penting Performa Quartararo

Berikut ringkasan performa Quartararo pada musim-musim terakhir:

  1. Juara dunia pada musim lalu sebelum tren penurunan
  2. Runner-up di musim berikutnya
  3. Menurun ke posisi 10, lalu 13, dan berakhir di posisi sembilan musim terakhir
  4. Meraih podium grand prix di Jerez dan dua podium sprint meski tanpa kemenangan penuh

Mental baja dan ketahanan Quartararo menjadi nilai tambah tersendiri, di tengah harapan kembalinya Yamaha ke papan atas MotoGP. Fabio Quartararo optimistis pengalamannya akan terus membantu adaptasi sekaligus membangun masa depan Yamaha yang lebih baik.

Baca selengkapnya di: www.tvonenews.com
Exit mobile version