
Mobil mewah asal Eropa seperti Porsche dan BMW kini menghadapi tantangan berat di pasar otomotif China. Gelombang kendaraan listrik (EV) lokal, terutama dari BYD, telah mengguncang dominasi mobil Eropa yang sebelumnya berjaya di segmen premium. Para pembaca mencari mengapa perubahan besar ini bisa terjadi, serta bagaimana dampaknya bagi merek-merek legendaris asal Benua Biru.
Penurunan penjualan mobil mewah impor di China bukan hanya sekadar tren sesaat. Data menunjukkan bahwa konsumen kini lebih memilih mobil listrik dan hybrid rakitan lokal karena harga yang lebih terjangkau serta banyaknya insentif yang ditawarkan pemerintah. Paul Gong, kepala Riset Industri Otomotif China di UBS, mengungkapkan, "Orang cenderung membeli mobil entry-level yang lebih murah di mana diskonnya lebih berarti, dan mobil-mobil tersebut sebagian besar buatan Tiongkok."
Harga Kompetitif dan Insentif Menggiurkan
Perusahaan mobil Tiongkok seperti BYD mampu menghadirkan EV dengan harga jauh di bawah brand Eropa. Pemerintah China tak ragu memberikan subsidi tukar tambah hingga 20.000 yuan bagi pembelian EV dan plug-in hybrid buatan lokal. Kebijakan ini membuat konsumen semakin tertarik memilih mobil buatan dalam negeri ketimbang mobil mewah Eropa.
Daftar keunggulan mobil listrik China:
- Harga lebih rendah.
- Subsidi dan diskon besar.
- Inovasi teknologi lebih cepat.
- Varian dan model lebih beragam.
Dampak Lesunya Ekonomi
Permintaan mobil mewah Eropa di China juga turun akibat ekonomi yang melambat. Kemerosotan pasar properti dan berkurangnya daya beli membuat konsumen kelas atas lebih berhati-hati dalam belanja. Claire Yuan dari S&P Global Ratings menyebutkan, "Perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah salah satu pendorong utama di balik melemahnya permintaan mobil premium." Gaya hidup masyarakat elite berubah; mereka kini enggan memamerkan kekayaan di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.
Merosotnya Pangsa Pasar Merek Eropa
Pangsa pasar mobil premium dengan harga di atas 300.000 yuan, yang sempat mencapai 15% dari total penjualan, kini terus menurun. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, nilainya turun menjadi hanya 13%. Sementara itu, merek lokal Tiongkok justru terus menguat.
Menurut data Asosiasi Produsen Otomotif China:
- Merek lokal menguasai hampir 70% pasar.
- Produsen Jerman hanya 12%.
- Jepang 10% dan Amerika Serikat sekitar 6%.
- BYD telah menyalip Volkswagen sebagai penjual mobil terbesar.
Mercedes-Benz mengalami penurunan penjualan di China sampai 27% pada kuartal Juli-September. BMW dan Mini juga turun 11,2% selama sembilan bulan pertama tahun ini. Bahkan, Ferrari melaporkan pengiriman ke China, Hong Kong, dan Taiwan turun 13% pada periode Januari-September.
BYD Unggul di Inovasi dan Persaingan Teknologi
BYD terus berinovasi, meluncurkan mobil-mobil baru mulai dari segmen entry-level hingga premium dengan harga yang tetap kompetitif. Keberhasilan ini membuat produsen Eropa sulit mengejar pertumbuhan pasar lokal. Yuan mengatakan, “Produk-produk pabrikan mobil Tiongkok lebih kompetitif bahkan di segmen premium, itulah mengapa merek-merek asing ini secara bertahap kehilangan momentum.”
Fenomena tersebut membuktikan bahwa China kini bukan sekadar pasar otomotif terbesar, namun juga pionir inovasi yang menentukan arah persaingan global. Merek-merek Eropa harus merumuskan strategi baru agar tak makin terpinggirkan di tengah agresivitas BYD dan mobil lokal China lainnya.
Baca selengkapnya di: fixmakassar.com





