Mazda Analisis Dinamika Pasar Otomotif 2025, Gabungkan Rasionalitas & Emosi Konsumen

Pasar otomotif Indonesia di penghujung tahun semakin penuh tantangan dan kompleksitas. Perubahan preferensi konsumen serta dinamika persaingan membuat pabrikan harus segera menyesuaikan strategi mereka untuk tetap relevan.

Mazda membaca tanda-tanda itu dengan menghadirkan pendekatan baru, yakni memadukan antara pertimbangan rasional konsumen dan kebutuhan emosional dalam pembelian mobil. Strategi ini diwujudkan lewat produk, pelayanan, hingga filosofi khas yang diusung, seperti filosofi Jinba Ittai dan KODO Design.

Tren Perubahan Konsumen Otomotif

Data GAIKINDO dan analisis PwC Indonesia menunjukkan adanya pergeseran struktur permintaan di sektor otomotif. Sejumlah segmen mengalami kontraksi, sementara segmen lain yang berbasis pada kenyamanan dan citra justru bertahan. Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, menyebut mobil kini tidak hanya dipandang sebagai sarana mobilitas saja, melainkan juga alat untuk meningkatkan taraf hidup pemiliknya.

Mazda menilai keputusan pembelian kendaraan sangat dipengaruhi oleh dua aspek utama: rasional dan emosional. Konsumen tidak hanya menimbang logika biaya, tetapi juga menjadikan desain dan pengalaman berkendara sebagai faktor penting.

Kinerja Mazda di Tengah Kompetisi

Persaingan yang ketat menuntut pelaku industri untuk terus adaptif. Terbukti, Mazda mencatat penurunan market share yang hanya sekitar 0,12 persen pada Oktober, jauh lebih rendah dari sejumlah pabrikan Jepang lain yang penurunannya mencapai 2–3 persen.

Di pasar kendaraan premium, performa Mazda masih lebih baik dibanding beberapa merek Eropa dan Jepang, dengan penurunan sekitar 29 persen. Model-model andalan seperti Mazda CX-5, Mazda CX-3, hingga Mazda 3 Hatchback tetap menjadi kontributor kuat berkat reputasi desain dan karakter berkendara.

Faktor Rasional dan Emosional pada Konsumen

Mazda menegaskan bahwa faktor rasional kini semakin menjadi perhatian. Konsumen makin teliti menilai total biaya kepemilikan (Total Ownership Cost/TOC) yang mencakup biaya perawatan, pajak, serta nilai jual kembali. Unsur seperti efisiensi bahan bakar, keselamatan, dan nilai jual kembali menjadi prioritas utama dalam membeli mobil.

Namun, aspek emosional juga tidak terabaikan. Pengalaman berkendara yang fun, desain menarik, hingga hubungan batin antara pengguna dan mobil menjadi modal utama Mazda. “Emotional appeal adalah kekuatan kami,” tegas Ricky Thio.

Strategi Mazda: Menemukan Momentum Pasar

Dalam menghadapi persaingan, Mazda mengadopsi strategi presisi segmentasi. Fokus pasar diarahkan ke konsumen yang menghargai pengalaman berkendara, kebanggaan atas desain, dan kuatnya ikatan emosional dengan kendaraan. Kemampuan tenaga penjualan juga diperkuat, sehingga kebutuhan konsumen bisa teridentifikasi dengan tepat.

Mazda juga akan meluncurkan beberapa model SUV baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia yang mengutamakan utilitas dan kenyamanan. Investasi di sisi ekosistem, seperti pembangunan Training Center baru, menjadi bukti komitmen jangka panjang Mazda dalam memperkuat layanan penjualan dan purnajual.

Faktor Penentu dalam Pembelian Mobil Konsumen Indonesia

  1. Total Ownership Cost (TOC): meliputi biaya pembelian, servis, perawatan, pajak, dan nilai jual kembali.
  2. Reliability dan Quality: konsumen cenderung memilih merek yang terkenal dengan kualitas dan daya tahan tinggi.
  3. Emotional Value: desain dan pengalaman berkendara yang menyenangkan sangat memengaruhi keputusan akhir.

Mazda secara aktif menempatkan dirinya tidak hanya sebagai produsen, tapi juga pembawa filosofi pengalaman berkendara. Melalui keseimbangan logika finansial dan sentuhan emosional, Mazda ingin menjadi pilihan utama bagi konsumen yang menginginkan kualitas dan koneksi emosional dengan kendaraannya.

Baca selengkapnya di: motoresto.id
Exit mobile version