Laporan Terbaru Ungkap Risiko Kecelakaan Fatal Akibat Pegangan Pintu Elektrik Tesla

Shopee Flash Sale

Laporan terbaru mengungkap bahwa setidaknya 15 orang di Amerika Serikat meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang melibatkan pintu Tesla yang tidak berfungsi setelah benturan. Kegagalan sistem pintu listrik tersebut menyebabkan korban terjebak di dalam kendaraan sementara api dan bahaya lain mengancam keselamatan mereka.

Tesla menggunakan desain pintu modern yang dilengkapi dengan pegangan flush dan aktuator elektronik yang tergantung pada baterai bertegangan rendah 12 volt untuk membuka kunci pintu. Sistem ini memberikan estetika yang futuristik namun berpotensi berbahaya bila baterai tersebut rusak atau kehabisan daya akibat tabrakan.

Masalah utama dari desain ini adalah ketergantungan pada sinyal elektronik untuk membuka pintu, berbeda dengan mobil tradisional yang memakai kabel mekanis langsung ke mekanisme pengunci. Ketika sistem listrik terganggu, pegangan pintu tidak dapat dioperasikan dari dalam maupun luar kendaraan.

Tesla memang menyediakan tuas darurat manual sebagai cadangan. Namun, letak tuas darurat ini berbeda-beda dan sering kali tersembunyi di area yang sulit dijangkau seperti bawah karpet atau balik speaker. Dalam situasi darurat penuh asap dan tekanan waktu, menemukan dan menggunakan tuas ini menjadi sangat sulit.

Badan keselamatan jalan raya AS, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), telah membuka evaluasi awal terkait keluhan model Tesla Y dengan pintu yang terkunci saat daya baterai rendah. Penyelidikan ini kemudian diperluas ke model 3 terbaru, termasuk sistem pelepas darurat manualnya.

Beberapa gugatan hukum di pengadilan federal mengaitkan desain pintu Tesla dengan kematian dalam kecelakaan fatal. Satu tuntutan di Washington mengklaim bahwa pada kecelakaan Tesla Model 3 tahun 2023, pintu yang tidak responsif menyebabkan kematian dan cedera, meskipun ada upaya dari orang di luar kendaraan untuk menolong.

Tesla memperbarui materi keselamatan di situsnya, menyoroti fitur buka otomatis setelah tabrakan serta pengaktifan lampu hazard dan notifikasi darurat. Namun, belum jelas sejauh mana fitur ini sudah diimplementasikan lewat pembaruan perangkat lunak pada model yang beredar saat ini.

Diskusi internal Tesla menunjukkan adanya kesadaran tentang masalah ini dan sedang dilakukan pengembangan untuk menggabungkan mekanisme pelepas elektronik dan mekanis dalam satu kontrol yang lebih mudah digunakan. Analis industri menganggap perubahan ini mungkin perlu untuk memenuhi standar keselamatan baru di AS dan Eropa.

Kasus Tesla memicu perdebatan luas mengenai bagaimana kendaraan listrik generasi berikutnya harus menyeimbangkan inovasi desain dengan prinsip keselamatan tradisional. Para kritikus menegaskan bahwa keindahan desain tidak boleh menjadi penghalang bagi keselamatan pengemudi dan penumpang dalam situasi kritis.

Laporan Bloomberg serta tindakan regulator memberikan sinyal kuat bahwa desain kendaraan harus mengutamakan keselamatan manusia di atas semua hal. Kecepatan dan kesiapan Tesla serta produsen lain dalam memperbaiki masalah ini akan berpengaruh pada kepercayaan konsumen dan keselamatan di jalan raya mendatang.

Berita Terkait

Back to top button