10 Cara Merawat Mobil Agar Terhindar dari Biaya Servis dan Kerusakan Mendesak

Mobil modern memang dilengkapi dengan teknologi canggih yang membantu mengingatkan kondisi kendaraan. Namun, terlalu bergantung pada sistem komputer mobil bisa membuat pemilik mengabaikan perawatan dasar yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri. Mengetahui langkah-langkah sederhana dalam merawat kendaraan dapat menghemat waktu dan uang dengan menghindari kunjungan tidak perlu ke mekanik.

Berikut ini adalah 10 tips perawatan mobil yang mudah dilakukan dan dapat mengurangi risiko kerusakan serius, mulai dari mengganti tutup bahan bakar yang rusak hingga pengecekan tekanan ban secara rutin.

1. Ganti Tutup Bahan Bakar yang Rusak
Tutup bahan bakar memiliki karet gasket yang berfungsi menyegel agar tidak terjadi kebocoran uap bahan bakar. Jika karet ini retak atau hilang, bisa muncul lampu peringatan mesin menyala. Mengganti tutup bahan bakar yang rusak, yang harganya kira-kira sekitar Rp150.000 hingga Rp200.000, jauh lebih murah dibandingkan biaya diagnosa di bengkel yang bisa mencapai Rp1.500.000 – Rp3.000.000.

2. Gunakan Scanner OBD-II Sebelum Ke Bengkel
Alat scanner OBD-II bisa membaca kode kerusakan mobil langsung dari port kendaraan. Membeli alat ini seharga sekitar Rp400.000 bisa menghemat biaya diagnosa bengkel yang biasanya antara Rp1.400.000 hingga Rp3.000.000. Dengan tahu masalah kendaraan lebih dulu, pemilik dapat menghindari biaya pekerjaan yang tidak perlu.

3. Reset Lampu Peringatan Setelah Melakukan Perawatan
Setelah mengganti oli, memutar ban, atau mengganti filter udara sendiri, reset lampu maintenance required agar sistem komputer kendaraan mulai menghitung ulang jarak perawatan berikutnya. Cara reset mudah dan tersedia banyak tutorial resmi sesuai merek mobil, sehingga lampu peringatan tidak salah memberi informasi.

4. Perhatikan Tanggal Produksi Saat Ganti Aki Mobil
Aki mulai kehilangan kapasitasnya sejak pertama kali dibuat, sehingga penting membeli aki dengan tanggal produksi terbaru. Aki mobil umumnya bertahan antara 3 hingga 5 tahun. Jika kendaraan jarang digunakan, memakai alat pemelihara aki yang mengisi daya dari listrik rumah sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan aki.

5. Hindari Mengisi Bahan Bakar Berlebihan
Mesin pompa bahan bakar akan otomatis berhenti ketika tangki penuh. Menambahkan bahan bakar setelah pompa mati dapat merusak sistem evaporative emission control (EVAP) dan onboard refueling vapor recovery (ORVR). Kerusakan ini bisa menimbulkan biaya besar saat perbaikan dan juga menyebabkan polusi lingkungan akibat tumpahan bensin.

6. Rutin Cek Filter Udara Mesin dan Kabin
Filter udara mesin mempengaruhi performa dan efisiensi bahan bakar karena peranannya mencampur udara bersih ke dalam ruang bakar. Filter ini sebaiknya diperiksa setiap 12.000 km. Selain itu, filter udara kabin yang berada di balik glove box juga perlu diganti secara berkala agar udara di dalam mobil tetap bersih.

7. Periksa dan Ganti Cairan Mobil Secara Rutin
Cairan seperti oli mesin, cairan pendingin radiator, cairan rem, cairan power steering, cairan transmisi, dan cairan pembersih kaca harus diperhatikan kondisinya. Interval penggantian tergantung pada jenis kendaraan dan kualitas cairan. Ownermanual biasanya memberi panduan jadwal penggantian yang tepat agar kendaraan tetap optimal.

8. Jaga Tekanan dan Kondisi Ban
Ban adalah satu-satunya bagian mobil yang bersentuhan langsung dengan jalan, sehingga perawatan tekanan dan ketebalan tapak ban sangat penting. Gunakan uang receh (misalnya koin) untuk mengukur kedalaman tapak ban; jika tapak tidak menutupi kepala figur pada koin, tandanya ban harus diganti. Juga, perhatikan apakah keausan ban merata untuk menghindari masalah dari penyelarasan roda.

9. Jangan Abaikan Kondisi Sabuk dan Selang Mesin
Sabuk (belt) dan selang-selang di mesin bertugas penting, seperti menggerakkan aksesori dan sistem pendinginan. Periksa sabuk dari keretakan atau keausan dan perhatikan selang dari adanya bengkak atau retakan. Kerusakan pada bagian ini bisa menyebabkan kerusakan lebih parah dan biaya perbaikan yang mahal.

10. Jangan Ikut Stiker Pengingat Ganti Oli Jika Tidak Sesuai
Bayangan umum ganti oli setiap 3.000 km sudah tidak berlaku lagi untuk kendaraan masa kini. Sebagian kendaraan modern dapat menggunakan oli sintetis yang tahan hingga 12.000-15.000 km. Waktu penggantian oli juga perlu diperhatikan berdasarkan kalender, terutama untuk kendaraan yang jarang dipakai agar kualitas oli tetap terjaga.

Langkah-langkah sederhana ini bisa membantu pemilik mobil mengontrol kondisi kendaraan sendiri, sehingga perjalanan tetap aman dan biaya perawatan tidak membengkak. Memahami dan menjalankan perawatan rutin sesuai kemampuan memang mengurangi ketergantungan pada bengkel dan mencegah kerusakan yang lebih serius. Pemilik kendaraan disarankan memeriksa buku panduan (owner’s manual) untuk jadwal perawatan spesifik dan mengikuti instruksi resmi agar mobil selalu dalam performa terbaik.

Berita Terkait

Back to top button