Suzuki Fronx mendapat sorotan setelah menjalani uji tabrak ANCAP di Selandia Baru dengan hasil sangat mengejutkan, yakni hanya memperoleh rating 1 bintang. SUV kompak ini langsung dihentikan penjualannya sementara di negara tersebut, dan pemilik yang telah membeli diminta untuk tidak membawa penumpang di kursi belakang.
Masalah utama ditemukan pada sabuk pengaman penumpang belakang, tepatnya pada komponen rear seatbelt retractor yang mengatur ketegangan sabuk. Saat diuji tabrak, komponen tersebut gagal berfungsi dengan baik sehingga dummy penumpang belakang terdorong terlalu jauh ke depan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan cedera serius jika terjadi kecelakaan nyata.
Suzuki bereaksi cepat dengan menghentikan penjualan dan berencana melakukan recall untuk memperbaiki komponen bermasalah. Langkah ini diambil agar Fronx dapat memenuhi standar keselamatan yang layak serta menambah kepercayaan konsumen pada keamanan kendaraan. Meski Fronx versi India belum diuji, model dasarnya yaitu Suzuki Baleno sudah meraih rating 4 bintang dari Bharat NCAP.
Kasus ini kembali menegaskan pentingnya keberadaan dan fungsi sabuk pengaman belakang yang sering kali diabaikan oleh pengguna kendaraan. Demikian pula, risiko keselamatan dari komponen vital wajib mendapatkan perhatian penuh dari produsen otomotif sebelum meluncurkan produk ke pasar global.
Berikut ini intisari dari persoalan yang menimpa Suzuki Fronx di Selandia Baru:
1. Suzuki Fronx hanya mendapatkan rating 1 bintang dari uji tabrak ANCAP.
2. Sabuk pengaman belakang gagal mengendalikan pergerakan penumpang saat tabrakan.
3. Penjualan dihentikan sementara dan pemilik diminta tidak membawa penumpang belakang.
4. Suzuki akan melakukan recall dan perbaikan komponen bermasalah.
5. Model dasar Baleno cukup aman dengan rating 4 bintang Bharat NCAP.
Publik saat ini menunggu respons lebih lanjut dari Suzuki terkait penyelesaian masalah ini. Hal ini menjadi pengingat betapa keselamatan penumpang tidak bisa ditawar lagi dan harus menjadi prioritas utama produsen mobil.





