
Honda resmi memutuskan kembali ke ajang Formula 1 bekerja sama dengan Aston Martin setelah beberapa waktu sebelumnya mengumumkan mundur dari kompetisi tersebut. Keputusan ini diambil bertepatan dengan hadirnya perubahan regulasi besar pada musim balap mendatang yang memengaruhi baik sisi teknologi mobil maupun kebutuhan pengembangan mesin.
Regulasi baru F1 menuntut pembagian tenaga seimbang antara mesin pembakaran internal dan motor listrik. Hal ini mendorong peningkatan daya motor listrik hingga hampir tiga kali lipat dari sebelumnya dan penerapan bahan bakar ramah lingkungan. Presiden Honda Racing Corporation, Koji Watanabe, menegaskan bahwa kebijakan ini sangat sesuai dengan filosofi Honda tentang pengembangan sistem propulsi masa depan.
Faktor Utama Kembalinya Honda ke F1
Honda menjelaskan salah satu alasan utama kembali ke F1 adalah regulasi power unit yang lebih relevan dengan ambisi teknologi mereka. Watanabe menyebutkan, "Untuk musim depan, pembagian tenaga antara mesin bensin dan motor listrik menjadi 50:50, daya motor listriknya naik dari 120 kW jadi 350 kW." Tambahan prasyarat penggunaan bahan bakar ramah lingkungan memperkuat keputusan tersebut.
Setelah Red Bull memutuskan membangun mesin sendiri, Honda aktif mencari mitra tim kuat. Aston Martin kemudian terpilih sebagai partner karena faktor kepemimpinan dan visi tim yang dinilai sejalan dengan ambisi Honda untuk menjadi yang terdepan di era baru F1.
Mengapa Honda Percaya pada Aston Martin
Koji Watanabe menyebut Aston Martin punya dedikasi dan visi yang jelas di bawah kepemimpinan Lawrence Stroll. Fasilitas baru mereka, AMR Technology Campus, dan perekrutan staf berpengalaman menjadi dasar kepercayaan Honda. "Keinginan untuk sukses dan semangat tim Aston Martin sangat kuat. Komitmen inilah yang menarik bagi kami," jelas Watanabe, mengutip keterangan resmi.
Hubungan antara staf sasis dan power unit di kedua organisasi dinilai sudah sangat erat, meski sinergi diharapkan semakin meningkat seiring waktu berjalan. Semangat kemenangan dan filosofi kerja satu tim menjadi pondasi kerja sama ini.
Kolaborasi dan Inovasi Teknologi
Untuk mendukung kemitraan ini, Aston Martin diketahui sudah mengirimkan insinyurnya untuk bekerja di fasilitas HRC Sakura di Jepang. Sebaliknya, para insinyur Honda juga aktif berkolaborasi di Silverstone, Inggris. Fenomena ini memungkinkan transfer pengetahuan dan inovasi teknologi secara real time.
Ada keuntungan unik dari zona waktu yang berbeda antara Jepang dan Inggris. Tim di Jepang bisa bekerja saat Inggris tidur, lalu sebaliknya, sehingga perkembangan proyek terjadi selama 24 jam penuh. "Setiap anggota tim bisa mendapatkan data dan hasil baru dari rekan mereka di belahan dunia lain saat mulai bekerja," papar Watanabe.
Target Ambisius di Era F1 Baru
Honda optimis dapat menyediakan mesin kompetitif bagi Aston Martin yang akan dikemudikan pembalap papan atas seperti Fernando Alonso dan Lance Stroll. Pihak Honda berkomitmen penuh terhadap pengembangan mesin berbasis teknologi masa depan yang sesuai dengan tuntutan regulasi F1 berikutnya.
Kerja sama ini digadang-gadang memberikan peluang besar bagi kedua pihak, terutama bagi Aston Martin yang ingin keluar dari bayang-bayang tim papan tengah dan Honda yang ingin merealisasikan ambisi teknologi elektrifikasi dalam motorsport kelas dunia.
Baca selengkapnya di: id.motorsport.com




