Kinerja ekspor mobil buatan Indonesia pada Oktober 2025 mengalami penurunan tipis. Data Gaikindo yang dikutip VIVA Otomotif mencatat total kendaraan utuh (CBU) yang diekspor sebanyak 45.379 unit, lebih rendah dibandingkan September yang mencapai 47.321 unit.
Penurunan volume ekspor ini tidak mengubah dominasi merek Toyota. Pada Oktober, Toyota mengekspor 15.350 unit mobil ke berbagai negara dengan pangsa pasar 34 persen sepanjang tahun 2025. Total ekspor Toyota dari Januari sampai Oktober mencapai 145.395 unit, mempertahankan posisi teratas sebagai eksportir kendaraan nasional.
Daihatsu berada di peringkat kedua dengan ekspor sebanyak 12.770 unit pada bulan yang sama. Mitsubishi Motors menempati urutan ketiga dengan 7.915 unit, diikuti Hyundai-HMMI dengan 4.879 unit dan Suzuki sebanyak 2.802 unit. Merek lain seperti Honda, Isuzu, dan Wuling juga berkontribusi meski volumenya lebih kecil.
Secara kumulatif, total ekspor mobil utuh Indonesia pada Januari hingga Oktober 2025 mencapai 427.033 unit. Angka ini menggambarkan bahwa industri otomotif dalam negeri masih mampu bertahan dan menunjukkan daya saing di pasar global meski menghadapi tantangan ekonomi internasional.
Di segmen Completely Knocked Down (CKD) atau set rakitan, Mitsubishi Motors mendominasi ekspor dengan 40.863 set. Penguasaan pasar CKD ini menjadikan Mitsubishi sebagai pemain utama dengan pangsa 77,4 persen untuk kategori tersebut.
Untuk komponen kendaraan, Toyota juga mendominasi dengan total ekspor mencapai 109.072.166 pcs. Kontribusi Toyota terhadap ekspor komponen nasional mencapai 90,6 persen dari total 120.440.123 pcs, menunjukkan kekuatan pabrikan ini di rantai pasok industri otomotif global.
Sementara itu, merek seperti Chery dan Hino tetap mempertahankan kehadiran mereka meskipun kontribusi volumenya relatif kecil. Keikutsertaan merek-merek ini membuat pasar ekspor kendaraan Indonesia semakin beragam dan kompetitif.
Kondisi penurunan ekspor mobil utuh pada Oktober tidak serta merta menjadi pertanda melemahnya industri otomotif nasional. Penurunan ini bersifat fluktuatif dan masih dalam batas wajar. Tren tahunan justru menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
Penting untuk dicatat bahwa faktor ekonomi global dan situasi pasar internasional turut memengaruhi volume ekspor kendaraan. Namun, keberhasilan produk Indonesia mempertahankan pangsa pasar mencerminkan kualitas dan kepercayaan global terhadap mobil buatan dalam negeri.
Data ini juga menunjukkan bahwa merek-merek Indonesia telah mampu menembus pasar ekspor yang kompetitif. Mereka terus berusaha meningkatkan nilai produk dan mengembangkan pasar baru untuk menjaga keberlanjutan ekspor di masa depan.
Realisasi ekspor kendaraan buatan Indonesia yang masih kuat ini juga didukung oleh kolaborasi industri otomotif dengan pemangku kepentingan terkait. Program pengembangan ekspor dan peningkatan kualitas produk terus dijalankan guna menghadapi persaingan global.
Ke depannya, peningkatan teknologi dan inovasi menjadi kunci agar produk otomotif Indonesia dapat mengoptimalkan peluang pasar ekspor. Selain itu, dukungan pemerintah dalam hal kebijakan dan promosi juga sangat berperan dalam mendongkrak daya saing produk nasional.
Dengan posisi Toyota dan Mitsubishi sebagai pemain utama di pasar ekspor, diharapkan mereka terus memacu perkembangan industri otomotif lokal. Hal ini juga membuka peluang bagi merek lain untuk mengembangkan kapasitas produksi dan menjangkau pasar global lebih luas.
Penurunan kecil volume ekspor mobil buatan Indonesia pada Oktober 2025 ini menjadi sinyal bagi pelaku industri untuk terus beradaptasi. Mereka harus memperkuat kualitas, efisiensi, dan inovasi agar ekspor dapat kembali tumbuh secara signifikan di bulan-bulan berikutnya.





