BMKG baru-baru ini mengeluarkan peringatan penting terkait potensi cuaca ekstrem yang berpeluang terjadi pada rentang waktu 10 hingga 17 November 2025. Cuaca ekstrem ini mencakup hujan lebat, gelombang tinggi, serta keberadaan siklon tropis yang berpotensi menimbulkan dampak serius bagi sejumlah wilayah di Indonesia.
Menurut rilis resmi BMKG, intensitas hujan diproyeksikan meningkat dan akan meluas dari wilayah barat ke timur Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem terutama di wilayah selatan Indonesia yang kini tengah dipengaruhi oleh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia.
Peningkatan Risiko Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi
BMKG mencatat adanya siklon tropis yang dikenal sebagai Invest Siklon Tropis 97S di selatan Jawa. Siklon tropis ini meningkatkan risiko banjir, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah pesisir. Khususnya, wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi yang paling berpotensi terdampak.
Masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari aktivitas yang berisiko selama periode ini. BMKG mengingatkan agar masyarakat selalu memperhatikan informasi cuaca terkini dan memastikan kesiapsiagaan jika terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
Potensi Puncak Musim Hujan 2025-2026
Musim hujan diperkirakan akan memasuki puncaknya mulai November 2025 hingga Februari 2026. Aktivitas siklon tropis dan dinamika atmosfer global, regional, dan lokal berkontribusi pada peningkatan curah hujan dan potensi cuaca buruk. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menegaskan bahwa gabungan faktor tersebut dapat memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, dan banjir.
BMKG memprakirakan sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat dalam periode 13–16 November 2025. Wilayah tersebut antara lain Bengkulu, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, serta beberapa provinsi di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sementara sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua juga berpotensi hujan sedang hingga lebat.
Imbauan Waspada Bencana dan Sosialisasi Kesiapsiagaan
Masyarakat diminta tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan perubahan cuaca yang cepat dan ekstrem. BMKG menyarankan untuk menjauhi aktivitas di ruang terbuka saat hujan petir dan angin kencang, serta menghindari berada di dekat pohon besar dan bangunan rapuh.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan serta memastikan drainase dan saluran air tidak tersumbat menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko genangan dan banjir. Pemerintah daerah diharapkan dapat menguatkan kesiapsiagaan baik dari sisi infrastruktur maupun edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat.
Dampak pada Sektor Laut dan Transportasi
Peringatan BMKG juga mencakup peningkatan kewaspadaan bagi sektor kelautan. Nelayan dan pengguna transportasi laut diminta untuk berhati-hati terhadap gelombang tinggi di perairan Samudra Hindia mulai dari barat Sumatera hingga pesisir selatan Jawa. Laut Banda, Laut Flores, dan Laut Arafura juga diperkirakan mengalami gelombang tinggi selama puncak musim hujan ini.
Prakiraan gelombang tinggi berlangsung khususnya pada tanggal 14 sampai 17 November 2025, yang bergantung pada perkembangan siklon tropis 97S. Masyarakat dan pelaku aktivitas di pesisir serta jalur perairan harus selalu memantau informasi terbaru dari BMKG agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Secara keseluruhan, BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem dan ancaman siklon tropis. Dengan semakin meningkatnya risiko hidrometeorologi di berbagai daerah, koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait menjadi kunci utama dalam mitigasi dan penanggulangan bencana.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





