Ledakan penggunaan Artificial Intelligence (AI) diprediksi memicu kenaikan harga RAM pada tahun 2026. Investasi masif di sektor AI menyebabkan meningkatnya permintaan DRAM untuk pusat data yang berdampak pada pasokan memori konsumen.
Perusahaan besar berlomba mendapatkan porsi memori dari produsen utama. Akibatnya, produsen DRAM kini mengutamakan kebutuhan pusat data berbasis AI sehingga produk konsumen semakin langka.
Perubahan Strategi Produsen DRAM
Micron, salah satu produsen DRAM terbesar dunia, memutuskan mundur total dari pasar memori konsumen. Pada Februari 2026, mereka akan menghentikan pengiriman produk Crucial demi fokus ke segmen pusat data yang pertumbuhannya lebih cepat.
Sumit Sadana, EVP & Chief Business Officer Micron, menyatakan keputusan ini diambil untuk memperkuat pasokan bagi pelanggan strategis. Dengan mundurnya Micron, Samsung dan SK hynix menjadi pemasok DRAM konsumen terbesar yang tersisa di pasar.
Samsung dilaporkan tengah mempertimbangkan pengalihan produksi dari HBM ke DDR5. Langkah ini bertujuan mengoptimalkan keuntungan, tapi membuat DDR5 konsumen semakin langka dan mahal. Banyak perakit PC menghadapi kenaikan biaya produksi akibat harga DRAM yang terus naik.
Dampak Kenaikan Harga pada Berbagai Perangkat
Krisis pasokan DRAM tidak hanya mempengaruhi PC rakitan. Laptop, ponsel, tablet, televisi, konsol game, kamera, bahkan mobil juga mengalami tekanan suplai RAM. Produsen perangkat kini menghadapi kesulitan dalam memperoleh komponen memori yang cukup.
Produsen besar seperti Dell berniat menaikkan harga komputer hingga 15–20% mulai Desember 2025. Lenovo mengumumkan harga dan paket penjualan mereka akan berubah per Januari 2026. CEO HP, Enrique Lores, memperkirakan harga PC dapat meningkat pada semester kedua 2026 jika pasokan DRAM tidak membaik.
Tekanan Serupa pada Chip NAND Flash
Selain DRAM, chip NAND Flash juga mengalami lonjakan permintaan akibat kebutuhan AI dan SSD kelas enterprise. TrendForce mencatat kenaikan permintaan wafer NAND Flash mencapai 60% pada November 2025.
Fokus industri pada segmen AI dan enterprise membuat kapasitas produksi untuk kebutuhan konsumen semakin ketat. Hal ini memperburuk kondisi supply chain dan mempercepat kenaikan harga komponen utama perangkat elektronik.
Proyeksi Harga dan Dampak Jangka Panjang
Analis dari GM Team Group, Gerry Chen, menyebutkan harga kontrak DRAM melonjak 80–100% pada Desember 2025. Ini diperkirakan menjadi awal dari siklus kenaikan harga memori jangka panjang.
Menurut Chen, kondisi pasar akan memburuk pada awal 2026 saat stok lama dengan harga rendah mulai habis. Tren kenaikan harga ini dikhawatirkan terus dirasakan oleh konsumen dan produsen perangkat elektronik.
Langkah Produsen Memperbesar Kapasitas
SK hynix menyiapkan peningkatan kapasitas produksi DRAM secara besar-besaran pada tahun 2026. Namun, peningkatan ini mungkin belum cukup untuk menekan harga karena permintaan pusat data AI terus meningkat tajam.
Perakit PC terkemuka seperti Maingear dan CyberPowerPC sudah memperingatkan konsumen akan kenaikan harga sistem rakitan. Perusahaan-perusahaan ini menghadapi tekanan biaya yang sulit dihindari akibat kelangkaan komponen memori.
Industri teknologi memasuki fase awal dari krisis memori yang dipicu ledakan AI. Perubahan strategi produksi dan kebutuhan besar RAM serta NAND Flash dalam aplikasi AI menjadi faktor utama di balik tren kenaikan harga ini.
Pengguna perangkat elektronik dan pemilik bisnis harus bersiap menghadapi dampak dari krisis pasokan RAM yang diprediksi terjadi pada 2026. Adaptasi strategi pembelian dan perencanaan anggaran menjadi langkah penting menghadapi kondisi pasar yang dinamis ini.
Baca selengkapnya di: teknologi.bisnis.com





