Selama ini Gunung Everest dikenal sebagai puncak tertinggi di Bumi dengan ketinggian sekitar 8.848 meter di atas permukaan laut. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa gunung tertinggi sebenarnya berada jauh di bawah tanah, tepatnya di dalam lapisan mantel Bumi.
Penemuan ini berasal dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature oleh tim dari Universitas Utrecht. Mereka memanfaatkan model seismik global untuk mengamati struktur internal Bumi yang tersembunyi di bawah permukaan.
Struktur Raksasa di Batas Inti-Mantel
Para peneliti menemukan dua struktur besar di batas antara inti dan mantel Bumi. Kedua struktur tersebut berada di bawah benua Afrika dan tengah Samudra Pasifik.
Tinggi struktur ini mencapai 1.000 kilometer, jauh melampaui ketinggian Everest yang hanya sekitar 8,8 kilometer. Lebarnya bahkan mencapai 5.000 kilometer, luasnya setara dengan satu benua.
Komposisi dan Sifat Unik Material
Analisis gelombang seismik menunjukkan bahwa material penyusun struktur ini sangat padat dan panas. Komposisinya berbeda sama sekali dengan bagian kerak Bumi yang sehari-hari kita kenal.
Material ini tergolong sangat tua, bahkan lebih tua dari sebagian besar struktur internal lain di Bumi. Pada dasarnya, tempat ini menyimpan "fosil geologis" dari masa awal pembentukan planet kita.
Asal-Usul Struktur dan Implikasinya
Diperkirakan, struktur raksasa ini terbentuk dari lempeng tektonik purba yang terakumulasi dan terkubur sedalam itu. Proses ini mencegah bahan-bahan tersebut bercampur dengan mantel lainnya selama miliaran tahun.
Temuan ini membuka wawasan baru bagi ilmu kebumian. Para ilmuwan kini memiliki bukti yang kuat untuk menyelidiki sejarah Bumi yang sebelumnya tersembunyi di kedalaman ekstrim.
Perbedaan Antara Gunung di Permukaan dan Gunung Bawah Tanah
- Gunung Everest
- Ketinggian: 8.848 meter di atas permukaan laut
- Lokasi: Himalaya
- Komposisi: Kerak Bumi, batuan padat
- Gunung Tertinggi Bawah Tanah
- Ketinggian: Sekitar 1.000 kilometer di bawah permukaan
- Lokasi: Batas inti-mantel bawah Afrika dan Pasifik
- Komposisi: Material padat, panas, dan unik yang belum banyak dipahami
Penemuan struktur tersembunyi ini mengubah paradigma tentang apa yang dimaksud dengan "gunung tertinggi" di Bumi. Gunung tersebut memang tidak terlihat dan tak bisa didaki, tetapi ukurannya jauh lebih besar dan tinggi dibanding yang ada di permukaan.
Studi ini mengandalkan data seismik yang diperoleh dari guncangan gempa bumi besar. Gelombang seismik ini memberikan gambaran tentang distribusi material di dalam Bumi, memungkinkan para ilmuwan memetakan struktur yang selama ini tersembunyi.
Walaupun populer dan sering disebut sebagai puncak tertinggi, Everest kini harus berbagi perhatian dengan struktur raksasa bawah tanah yang menawarkan peluang penelitian baru. Kemajuan teknologi seismik membuka pintu bagi eksplorasi lebih dalam mengenai dinamika dan evolusi planet kita.
Dengan wawasan ini, pemahaman tentang struktur internal Bumi semakin kaya. Misteri lapisan terdalam Bumi mulai terungkap melalui metode ilmiah yang canggih dan penelitian kolaboratif internasional.
Penemuan ini juga memiliki potensi besar dalam pengembangan penelitian geofisika dan tektonik. Memahami struktur mantel dan inti dapat membantu memprediksi fenomena alam seperti gempa bumi dan aktivitas vulkanik.
Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut dapat menguak lebih banyak rahasia bumi terdalam yang selama ini tertutup rapat oleh kerak dan lapisan atas planet. Studi ini menjadi tonggak penting dalam ilmu kebumian modern.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com





