Orang-orang superkaya seperti Jeff Bezos dan Elon Musk kini berlomba membangun pusat data kecerdasan buatan (AI) di luar angkasa. Upaya ini bermula dari kebutuhan meningkatnya daya listrik dan sistem pendingin untuk server AI yang kian kompleks di Bumi.
Blue Origin, perusahaan luar angkasa milik Jeff Bezos, telah menghabiskan lebih dari setahun mengembangkan teknologi untuk membangun pusat data berbasis AI di orbit bumi. Jeff Bezos memperkirakan dalam 10–20 tahun ke depan, pusat data berskala gigawatt ini akan beroperasi di luar angkasa dengan efisiensi energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan di permukaan Bumi.
Bezos menekankan bahwa energi matahari yang tersedia sepanjang waktu di luar angkasa menjadi keunggulan utama. “Kami akan mampu menekan biaya pusat data di orbit dibanding di Bumi dalam beberapa dekade ke depan,” ujarnya kepada Yahoo Tech pada Desember 2025.
Sementara itu, Elon Musk melalui SpaceX juga mengembangkan strategi serupa dengan rencana memanfaatkan generasi terbaru satelit Starlink. Satelit ini akan didesain untuk menampung payload komputasi AI, sekaligus menjadi produk yang ditawarkan dalam rencana penawaran saham perdana (IPO) SpaceX pada 2026. Perusahaan membidik pengumpulan dana lebih dari US$ 25 miliar dan valuasi potensi di atas US$ 1 triliun.
Meski Elon Musk membantah valuasi US$ 800 miliar yang dilaporkan media terkait penggalangan dana SpaceX, langkah ini tetap menandai persaingan sengit antara dua tokoh besar dalam industri luar angkasa. Mereka sama-sama mengincar orbit rendah Bumi sebagai platform baru untuk pusat data AI yang efisien.
Pusat data di luar angkasa menawarkan sejumlah keunggulan penting. Salah satunya adalah ketiadaan cuaca ekstrem seperti hujan dan awan yang dapat mengganggu pasokan energi dan pendinginan server. Selain itu, titik orbit yang stabil memungkinkan pemanfaatan energi matahari secara kontinu 24 jam, tidak terputus waktu siang dan malam.
Pengoperasian pusat data di Bumi selama ini menghadapi tantangan besar dari kebutuhan listrik dan air untuk mendinginkan mesin. Pemindahan ke luar angkasa dapat memangkas biaya operasional dan mempercepat kapasitas komputasi AI secara signifikan.
Berikut adalah beberapa manfaat utama pusat data AI di luar angkasa:
1. Energi matahari konstan tanpa gangguan cuaca.
2. Sistem pendingin alami melalui suhu luar angkasa yang rendah.
3. Kapasitas komputasi yang lebih besar dengan biaya lebih rendah.
4. Pengurangan ketergantungan terhadap infrastruktur darat yang rawan gangguan.
5. Potensi akses global lebih luas melalui jaringan satelit.
Selain Blue Origin dan SpaceX, sejumlah perusahaan teknologi juga mulai tertarik mengeksplorasi konsep pusat data orbit ini. Namun, pengembangan teknologi, regulasi luar angkasa, serta biaya peluncuran masing-masing menjadi tantangan yang harus dihadapi secara bersamaan.
Fenomena ini mencerminkan transformasi industri teknologi dan luar angkasa, yang kini saling bersinergi untuk mendukung evolusi pemrosesan data AI. Dengan sumber energi yang lebih stabil dan kapasitas yang lebih besar, pusat data AI luar angkasa diprediksi akan menjadi alternatif strategis di masa depan.
Giro perjuangan antara tokoh-tokoh superkaya ini menunjukkan bagaimana inovasi teknologi tidak hanya terbatas di Bumi, tetapi juga mulai merambah ruang angkasa demi menempa efisiensi dan keberlangsungan AI yang semakin mutakhir.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com