Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk periode 2 hingga 8 Desember 2025. Masyarakat diimbau waspada karena potensi hujan lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang diprediksi melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Fenomena ini dipicu oleh gelombang Rossby dan gelombang Kelvin yang aktif meningkatkan pembentukan awan hujan secara signifikan. Kombinasi kelembaban udara tinggi dan pemanasan permukaan semakin memperkuat potensi hujan intensifikasinya di berbagai daerah.
Wilayah Berstatus Siaga Hujan Lebat Periode 2 – 4 Desember 2025
BMKG menetapkan status siaga untuk beberapa provinsi terkait risiko hujan lebat dalam tiga hari pertama Desember 2025. Berikut ini daftar wilayah yang diprediksi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Nusa Tenggara Barat (NTB)
- Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Barat
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan
Selain itu, angin kencang berpotensi terjadi terutama di wilayah Sulawesi Utara. Wilayah lain seperti Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, DIY, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan sebagian besar Sulawesi serta Papua berpotensi hujan dengan intensitas sedang.
Wilayah Berstatus Siaga Hujan Lebat Periode 5 – 8 Desember 2025
Memasuki akhir pekan, lokasi potensi hujan lebat bergeser namun tetap intens pada beberapa daerah. Wilayah yang mendapat peringatan siaga hujan lebat antara lain:
- Aceh
- Kepulauan Bangka Belitung
- Jawa Timur
- Sulawesi Barat
- Papua Pegunungan
Selain itu, potensi angin kencang meluas di beberapa wilayah sebagai berikut:
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
Penyebab Cuaca Ekstrem
BMKG menjelaskan bahwa aktivitas gelombang atmosfer tropis turut berperan besar dalam meningkatkan curah hujan dan kejadian cuaca ekstrem tersebut. Gelombang ini melintasi wilayah Sumatera bagian selatan, Kalimantan, Jawa bagian barat, hingga Papua. Akibatnya, proses pengangkatan massa udara menjadi lebih kuat sehingga pembentukan awan konvektif meningkat.
Data curah hujan 28–30 November 2025 menunjukkan intensitas tinggi di beberapa titik seperti Nunukan mencapai 92 mm/hari dan Rote Ndao 89 mm/hari. Hujan lebat yang bersifat lokal ini berpotensi menyebabkan banjir dan longsor jika terjadi di daerah rawan bencana.
BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca. Sumber resmi seperti kanal BMKG, aplikasi InfoBMKG, serta akun media sosial @infoBMKG dapat digunakan untuk memperoleh update terkini.
Waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi sangat penting mengingat peristiwa cuaca ekstrem dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari dan keselamatan masyarakat. Penguatan kesiapsiagaan akan membantu mengurangi risiko dan dampak kerugian.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





