Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengembangkan lapisan polimer ringan yang bisa melindungi panel surya dari gas-gas yang merusak. Lapisan setebal hanya 60 nanometer ini, bernama 2DPA-1, berfungsi memperpanjang umur sel surya perovskit dengan membatasi korosi akibat partikel gas.
Lapisan polimer konvensional biasa hanya mencegah kotoran menempel, tetapi tetap memungkinkan gas masuk karena struktur molekulnya yang longgar. Berbeda dengan 2DPA-1 yang enam kali lebih ringan dan tahan gas seperti nitrogen, oksigen, dan helium, sehingga sangat efektif melindungi panel dari kerusakan akibat paparan atmosfer.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature dan menunjukkan bahwa 2DPA-1 memiliki ikatan hidrogen berlapis yang memungkinkan lapisan ini mudah ditempelkan atau “dilukis” langsung ke permukaan sel perovskit. Keunggulan ini menjadikan teknologi ini cocok untuk digunakan pada panel surya skala kecil hingga besar.
Selain perpanjangan umur panel, profesor MIT menyatakan bahwa lapisan ini juga dapat digunakan untuk melindungi infrastruktur lain seperti jembatan dan bangunan yang sering terpapar elemen luar. Pengembangan ini dianggap “remarkable” oleh profesor George Schatz dari Northwestern University karena membuka peluang besar mendorong pemanfaatan energi surya lebih luas.
Energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan paling efektif untuk mengurangi polusi dan biaya listrik rumah tangga. Dengan teknologi ini, keandalan panel surya dapat meningkat sehingga memotivasi lebih banyak pemilik rumah untuk beralih ke energi bersih.
Berbagai program seperti Solar Explorer, EnergySage, dan Palmetto LightReach juga memudahkan konsumen dalam memasang panel surya dengan biaya awal yang rendah atau tanpa uang muka. Program-program tersebut menambah insentif dengan potongan pajak dan pengurangan tagihan listrik hingga 20 persen.
Meski teknologi 2DPA-1 masih baru dan kemungkinan memerlukan waktu beberapa tahun untuk diaplikasikan secara luas, penelitian ini membuka jalan bagi pembuatan lapisan pelindung serupa di masa depan. Inovasi ini bisa membawa revolusi besar dalam industri energi surya dan upaya global mengurangi emisi karbon.
