NASA mengembangkan konsep “lifting body” untuk memungkinkan pesawat ruang angkasa mendarat seperti pesawat biasa. Ide ini muncul di Ames Research Center, di mana para insinyur meneliti bentuk pesawat yang dapat menghasilkan gaya angkat tanpa sayap.
Pada 1962, NASA Flight Research Center di California mulai membangun model prototipe bernama M2-F1 atau “Flying Bathtub.” Prototipe ini dibuat dengan rangka baja dan kulit kayu mahoni, dengan biaya sekitar $30.000 saja.
Pembuatan M2-F1 melibatkan kolaborasi dengan perusahaan pembuat glider lokal, Gus Briegleb Company. Pengerjaan berlangsung di hangar El Mirage Airport dengan suasana sederhana, bahkan diberi nama “Wright Bicycle Shop.”
M2-F1 berukuran kecil dan ringan, panjang sekitar 20 kaki dengan lebar 14 kaki, serta bobot sekitar 1.000 pound dalam kondisi kosong. Uji coba awal dilakukan dengan ditarik mobil Pontiac Catalina yang dimodifikasi hingga kecepatan 110 mph.
Setelah uji darat berhasil, M2-F1 diuji terbang dengan ditarik pesawat C-47 dan dilepas pada ketinggian 5.200 kaki. Uji coba ini membuktikan kemampuan pesawat untuk meluncur dan mendarat dengan stabil.
NASA kemudian melanjutkan dengan model lebih berat dan berbahan logam, yaitu M2-F2 yang dikembangkan oleh Northrop Corporation. M2-F2 dilengkapi sistem bantuan roket untuk mengurangi laju turun saat pendaratan.
M2-F2 diluncurkan dari pesawat induk B-52 yang bisa mengangkut dan melepasnya di ketinggian sekitar 45.000 kaki. Pada 1966, M2-F2 mulai melakukan penerbangan meluncur dan menjalani 14 penerbangan sukses.
Namun, pada penerbangan ke-16, M2-F2 mengalami kecelakaan akibat osilasi yang tidak stabil. Pesawat berguling hingga enam kali dan terbalik di landasan kering. Pilot Bruce Peterson terluka parah tapi berhasil diselamatkan.
Kecelakaan M2-F2 menjadi terkenal setelah tayang di pembukaan serial TV “The Six Million Dollar Man.” Meski demikian, NASA tetap melanjutkan program dengan membangun kembali pesawat sebagai M2-F3.
M2-F3 mendapat perbaikan signifikan termasuk penambahan sirip tengah untuk meningkatkan stabilitas. Teknologi thruster kontrol reaksi juga dipasang untuk membantu pengumpulan data kontrol penerbangan.
Pada uji terbang mulai Juni 1970, M2-F3 mencapai kecepatan hingga Mach 1.6 dan ketinggian maksimum mendekati 71.500 kaki. Program uji terbang ini berakhir pada akhir 1972 setelah memberikan data penting.
Seri M2 dan program lifting body mendemonstrasikan kemampuan pesawat ruang angkasa untuk melakukan pendaratan tanpa mesin dan presisi. Penelitian ini menjadi dasar penting bagi pengembangan pesawat ulang-alik NASA yang bisa mendarat di landasan seperti pesawat biasa.





