Robot ramah lingkungan terbuat dari cangkang lobster mati dengan kekuatan tinggi dan bobot ringan

Para ilmuwan Swiss berhasil memanfaatkan eksoskeleton lobster mati sebagai komponen robotik yang kuat, ringan, dan fleksibel. Eksoskeleton ini, yang berasal dari limbah cangkang crustacea hasil produksi pangan, menunjukkan performa tinggi sebagai manipulator dan gripper pada robot.

Pendekatan ini merupakan bagian dari cabang baru yang dinamakan necrobotics, yaitu penggunaan bagian tubuh hewan mati sebagai bagian mesin hidup. Eksoskeleton lobster menggabungkan kekakuan mineral dengan membran sendi yang lentur, memungkinkan gerakan cepat dan presisi serupa gerakan alami lobster di dalam air.

Peneliti dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne (EPFL) mencontohkan aplikasi necrobotics ini menggunakan ekor langoustine. Meski berukuran kecil, eksoskeleton seberat 3 gram mampu mengangkat beban hingga 680 gram, termasuk objek lunak seperti tomat, tanpa merusak permukaannya.

Eksoskeleton tersebut juga digunakan sebagai bagian propulsi yang dapat mengayuh dengan frekuensi hingga 8 Hz. Kecepatan dan kelenturan ini mendukung mobilitas robot yang efisien dengan bobot ringan serta daya tahan yang ditingkatkan melalui lapisan silikon.

Chitin, biopolimer alami pembentuk eksoskeleton crustacea, memiliki keunggulan dalam kekuatan, kelenturan, dan sifat ramah lingkungan. Keunggulan ini didukung dengan lapisan silikon dan elastomer sebagai penguat struktural, yang dihubungkan pada basis motorik robotik.

Peneliti CREATE Lab EPFL, Sareum Kim, menyatakan inovasi ini sebagai bukti konsep pertama yang mengintegrasikan limbah makanan ke sistem robotik berkelanjutan dengan prinsip daur ulang dan penggunaan kembali material.

Ke depan, para ilmuwan berencana mengembangkan kontrol mekanisme sintetik yang dapat menyesuaikan variabilitas struktur biologis. Pendekatan ini mendemonstrasikan bagaimana alam tetap memberikan inspirasi dan solusi canggih dalam desain material dan mekanik.

Necrobotics kini semakin populer di dunia riset. Contohnya, teknologi necroprinting pernah memanfaatkan proboscis nyamuk mati untuk membuat nozzle printer 3D dengan presisi tinggi dan sumber bahan berkelanjutan.

Selain itu, penelitian sebelumnya pada 2022 juga menggunakan laba-laba mati sebagai gripper robotik, memperkuat tren pemanfaatan bagian tubuh hewan mati untuk aplikasi teknologi modern yang ramah lingkungan dan inovatif.

Berita Terkait

Back to top button