Advertisement

Tren Teknologi Terbaru: Komputasi Kuantum Kini Jadi Fokus Utama Masa Depan

Perkembangan komputasi kuantum pada tahun ini menandai perubahan signifikan dari sekadar konsep teoretis menjadi teknologi dengan potensi nyata. Para ilmuwan di Caltech berhasil mengoperasikan sistem kuantum dengan 6.100 qubit atom netral sekaligus mempertahankan koherensi yang jauh lebih lama. Keberhasilan ini mendorong kemajuan perangkat keras kuantum melewati tahap prototipe sederhana menuju perangkat yang dapat diandalkan secara praktis.

Langkah tersebut membuka kemungkinan komputer kuantum berskala besar dengan koreksi kesalahan yang efektif. Ini bukan lagi impian jauh di masa depan, melainkan sebuah kenyataan yang makin mendekat. Bagi mata uang digital seperti Bitcoin yang mengandalkan kriptografi konvensional, kemajuan ini menunjukkan potensi ancaman keamanan yang mulai terasa meski belum mendesak. Emerge bahkan menetapkan tren teknologi utama tahun ini adalah kemunculan komputasi kuantum sebagai isu serius, bukan lagi sekadar “gangguan latar belakang”.

Perubahan Teknologi di Laboratorium

Sistem atom netral menggunakan atom yang tidak bermuatan listrik sebagai qubit, ditempatkan secara presisi dengan laser untuk menyimpan dan memanipulasi informasi kuantum. Penentu keberhasilan teknologi ini terletak pada “koherensi”, yaitu lamanya waktu qubit dapat mempertahankan keadaan kuantum yang valid sebelum terganggu oleh noise. Tahun ini, kemajuan dalam menjaga koherensi dan kapasitas penempatan qubit secara skala besar menjadi kunci transisi dari demonstrasi ilmiah ke arsitektur yang siap diperbesar.

Sebelumnya, kendala utama komputasi kuantum adalah kerentanan qubit yang mudah kehilangan keadaan kuantumnya, apalagi ketika skalanya bertambah besar. Namun, laporan dari Google, IBM, dan Caltech mengungkapkan perubahan signifikan. Google memperlihatkan kemampuan prosesor Willow berisi 105 qubit dengan penurunan tingkat kesalahan yang tajam. Pada Oktober, Google mengklaim benchmark Quantum Echoes bekerja 13.000 kali lebih cepat dibanding superkomputer terunggul, menunjukkan potensi pembuatan qubit logis yang stabil dengan konversi qubit fisik jauh lebih efisien dari yang diperkirakan sebelumnya.

IBM melaporkan pencapaian di prosesor “Cat” dengan keterikatan (entanglement) 120-qubit dan perpanjangan waktu koherensi. IBM juga mempublikasikan roadmap Starling yang menargetkan 200 qubit dengan koreksi kesalahan pada 2029 dan mendukung 100 juta gerbang kuantum. Kolaborasi dengan AMD bahkan menunjukkan bahwa perangkat keras FPGA standar dapat menjalankan logika koreksi kesalahan sepuluh kali lebih cepat dari kebutuhan saat ini, mendekatkan era koreksi waktu nyata.

Sementara itu, Caltech memperkenalkan sistem atom netral terbesar di dunia dengan 6.100 atom sesium sebagai qubit, mempertahankan koherensi selama 13 detik serta akurasi operasional sebesar 99,98%. Peningkatan kualitas, kontrol, dan efisiensi skala qubit secara bersamaan menandai pergeseran penting yang mempersingkat perkiraan kehadiran qubit logis yang layak digunakan. Ini sekaligus menimbulkan tantangan baru pada sistem kriptografi lama, termasuk yang menjadi fondasi keamanan Bitcoin.

Dampak pada Keamanan Bitcoin

Bitcoin saat ini belum terancam oleh mesin kuantum eksisting. Namun, perbincangan mengenai ancaman di masa depan berubah menjadi lebih serius sepanjang tahun ini. Jameson Lopp, pendiri Casa yang menyediakan alat penyimpanan aman Bitcoin, menyatakan risiko tersebut masih cukup jauh. Menurutnya, teknologi kuantum perlu mengalami beberapa terobosan besar agar benar-benar membahayakan jaringan Bitcoin yang kompleks.

Tantangan terbesar bagi Bitcoin adalah kebutuhan koordinasi menyeluruh antara penambang, pengembang dompet, bursa, dan jutaan pengguna dalam mengadopsi skema tanda tangan yang tahan kuantum. Proses ini diperkirakan sangat sulit dan bisa memakan waktu lebih dari lima tahun. Hal ini berbeda dengan beberapa blockchain lain seperti Ethereum atau Zcash yang mungkin lebih adaptif terhadap perubahan tersebut.

Pandangan Para Ahli Tentang Perkembangan Selanjutnya

Risiko kuantum tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan bertahap seiring peningkatan kemampuan mesin. Ethan Heilman dari MIT menilai bahwa peningkatan secara bertahap akan terjadi. Pasar akan mulai merasakan dampak ketika protokol seperti Bitcoin gagal mengantisipasi ancaman ini, yang bisa menciptakan tekanan harga yang signifikan. Pengguna Bitcoin sendiri sudah melihat aset ini sebagai simpanan jangka panjang, sehingga protokol perlu dirancang untuk bertahan selama generasi berikutnya.

Alex Shih dari Q-CTRL memperkirakan komputer kuantum yang mampu menjalankan algoritma error-corrected dalam skala besar baru akan muncul pada pertengahan dekade 2030-an secara optimis. Tantangan lain yang menghambat laju kemajuan adalah fragmentasi standar dan platform yang menghambat interoperabilitas. Hal ini menyulitkan integrasi sistem kuantum dari penyedia berbeda menjadi solusi praktis di dunia nyata.

Momentum 2025 dan Arah Ke Depan

Tahun ini memberikan kepastian lebih bagi para peneliti dan pengembang tentang langkah nyata menuju komputer kuantum berkapasitas besar yang dapat mengancam sistem kriptografi saat ini. IBM, Google, dan Caltech telah mencapai target yang memperkuat prospek teknologi ini dalam dekade mendatang. Emerge menilai bahwa pasar dan sektor teknologi kini harus bersiap bukan hanya pada kemungkinan, tetapi pada waktu yang tak terhindarkan saat dampak komputasi kuantum menjadi nyata.

Diskusi di komunitas kripto yang sebelumnya enggan menyentuh basis kriptografi kini mulai menjadi prioritas utama. Fokus bergeser dari memperdebatkan apakah kuantum akan berdampak menjadi kapan dan bagaimana kesiapan menghadapi masa depan baru ini. Hal ini menandai babak baru di dunia teknologi yang harus diperhitungkan para pelaku industri teknologi dan keuangan global.

Berita Terkait

Back to top button