PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) menyelenggarakan langkah strategis dengan menandatangani kontrak kerja sama bernilai besar bersama PT Republik Technetronic Nusantara (RTN). Kontrak ini mencapai nilai US$60 juta atau sekitar Rp1 triliun dengan durasi pelaksanaan selama empat tahun. Kerja sama ini fokus pada pengembangan pelatihan Keamanan Siber dan Kecerdasan Buatan (AI) yang mengacu pada standar internasional, dilaksanakan melalui ITSEC Cyber & AI Academy.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang keamanan siber menjadi prioritas utama di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI. Pasar AI di Indonesia diperkirakan tumbuh secara eksponensial dan berpotensi mencapai nilai US$2,97 miliar pada tahun 2025 dengan CAGR 18,3% hingga 2031. Meski demikian, kemajuan ini juga memunculkan risiko ancaman siber yang semakin kompleks dan terorganisir.
Presiden Direktur ITSEC Asia, Patrick Rudolf Dannacher, menegaskan bahwa teknologi AI tidak hanya dipakai sebagai alat pertahanan, tapi juga dapat dimanfaatkan oleh aktor ancaman untuk meningkatkan skala dan kecanggihan serangan siber. Oleh karena itu, penguatan kapabilitas SDM dianggap krusial agar institusi mampu merespons ancaman dengan cepat dan tepat. “Pelatihan yang adaptif dan berbasis teknologi terkini perlu dihadirkan untuk menghadapi dinamika ancaman yang berkembang,” ujar Patrick.
Pelatihan yang dikembangkan oleh ITSEC Cyber & AI Academy mengintegrasikan penguasaan teknologi software dan hardware dalam satu kerangka pembelajaran terpadu. Program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan keahlian teknis, namun juga membangun kesiapan operasional dan daya tahan jangka panjang peserta terhadap ancaman siber global. Kurikulum yang adaptif tersebut menjamin bahwa peserta mampu mengimplementasikan teknologi secara strategis sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
Kerja sama dengan RTN, yang merupakan mitra penyedia layanan bagi Kementerian Pertahanan, menjadi langkah awal ITSEC dalam memperkuat fungsi keamanan siber di sektor publik. Patrick menyampaikan perusahaan terbuka untuk menjajaki peluang kerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga lain. Pelaksanaan pelatihan dengan model modular dan fleksibel dapat menyesuaikan dengan mandat serta profil risiko masing-masing institusi.
Berikut ini poin penting terkait kerja sama dan komitmen penguatan SDM ITSEC Asia:
1. Kontrak dengan RTN bernilai US$60 juta untuk durasi 4 tahun pelanggan di bidang pelatihan keamanan siber serta AI.
2. Pelatihan mengacu pada standar internasional dan kurikulum yang adaptif terhadap tren ancaman siber global serta perkembangan teknologi AI.
3. Program terpadu teknologi software dan hardware yang menekankan kesiapan operasional serta ketahanan jangka panjang.
4. Fokus pada pembangunan kapabilitas SDM sebagai kunci respons cepat terhadap serangan siber yang semakin kompleks.
5. Rencana ekspansi pelatihan ke kementerian dan lembaga lain dengan pendekatan modular dan disesuaikan kebutuhan institusi.
Seiring perkembangan pesat teknologi AI dan digitalisasi di Indonesia, inisiatif seperti yang dilakukan ITSEC menjadi sangat penting dalam memperkuat pertahanan siber nasional. Pengembangan kompetensi SDM turut mendukung kesiapan menghadapi lanskap ancaman yang makin beragam dan terorganisir. Dengan demikian, kolaborasi strategis ini tidak hanya mengangkat kemampuan teknologi, tetapi juga mendorong penguatan ekosistem keamanan siber secara menyeluruh.





