Advertisement

Suara Terkuat yang Pernah Terdengar di Bumi, Bukan dari Jet atau Ledakan Besar

Suara paling keras yang pernah tercatat di Bumi bukan berasal dari mesin jet atau bom konvensional. Peristiwa alam ekstrem seperti letusan gunung berapi dan ledakan meteor menghasilkan gelombang tekanan suara yang jauh melampaui batas toleransi manusia.

Salah satu suara paling dahsyat berasal dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 di Indonesia. Suara ledakan itu terdengar hingga lebih dari 3.000 kilometer jauhnya dan menghasilkan gelombang kejut yang mengelilingi Bumi sebanyak tujuh kali.

Para ilmuwan memperkirakan suara letusan Krakatau mencapai sekitar 310 desibel, level yang jauh melampaui batas aman manusia. Sebagai perbandingan, suara mesin jet hanya mencapai sekitar 140 desibel, dan paparan suara di atas 110 desibel pun sudah berisiko menyebabkan kerusakan pendengaran permanen.

Tidak hanya Krakatau, ledakan meteor Tunguska tahun 1908 di Siberia juga mencetak suara dengan kekuatan yang luar biasa. Ledakan ini meratakan hutan seluas ratusan kilometer persegi dan memancarkan gelombang tekanan antara 300 hingga 315 desibel, tingkat yang serupa dengan letusan Krakatau.

Namun, jika dilihat dari era modern yang menggunakan sensor digital dan pengukuran lebih akurat, gelar suara paling keras dimiliki oleh letusan gunung bawah laut Hunga Tonga–Hunga Haapai pada Januari 2022. Letusan ini menghasilkan gelombang tekanan yang terdengar hingga ribuan kilometer, termasuk Alaska dan Eropa.

Stasiun pengukur sekitar 68 kilometer dari letusan mencatat lonjakan tekanan sebesar 1.800 pascal, jauh lebih besar daripada ledakan bahan peledak 200 megaton yang hanya menghasilkan 567 pascal pada jarak 737 kilometer. Jika diterjemahkan ke skala desibel, ledakan ini sekitar 256 desibel pada 1 meter jarak, meski para ahli menyatakan gelombang ini merupakan fenomena tekanan udara bukan suara biasa.

Para peneliti seperti David Fee dari University of Alaska Fairbanks dan Milton Garces dari University of Hawaii sepakat bahwa letusan Tonga adalah suara paling keras yang pernah direkam oleh sensor modern. Meski demikian, sebagian besar gelombang suara tersebut berada pada frekuensi infrasonik yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.

Selain peristiwa alam, eksperimen ilmiah juga mencoba menghasilkan gelombang tekanan ekstrem. Misalnya, uji coba yang menggunakan sinar laser X-ray untuk menghantam pancaran air mikroskopis menciptakan tekanan sekitar 270 desibel. Namun, karena percobaan dilakukan di ruang hampa udara, gelombang tekanan tersebut bukanlah suara dalam pengertian konvensional.

Dari berbagai peristiwa yang tercatat, suara ekstrem seperti Krakatau, Tunguska, dan Hunga Tonga menandai batas kemampuan Bumi menghasilkan gelombang tekanan alami. Sebagian besar kejadian ini sulit diukur secara langsung karena terlalu berbahaya dan berada di luar jangkauan alat konvensional.

Secara umum, letusan Krakatau menjadi kandidat utama suara terbesar dalam catatan sejarah, sedangkan letusan Hunga Tonga 2022 menjadi suara paling keras yang berhasil direkam dengan teknologi modern. Penemuan ini terus membantu ilmuwan memahami dinamika gelombang tekanan ekstrem di planet kita.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button