Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Genesys, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menggenjot investasi di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Hal ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan pengalaman pelanggan secara lebih efektif dan efisien.
Alex Ball, Senior Vice President Genesys Cloud, menyampaikan bahwa pada 2028, sekitar 60% perusahaan akan memanfaatkan agentic AI untuk mengoptimalkan interaksi pelanggan. Teknologi ini akan menghubungkan berbagai kanal komunikasi dalam satu arsitektur terpadu, sekaligus mengubah cara bisnis berkomunikasi dengan konsumennya.
Strategi Investasi Genesys di Asia
Genesys semakin memperkuat kehadirannya di pasar Asia dengan menghadirkan core region Genesys Cloud di Singapura. Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, termasuk keuangan, kesehatan, dan pemerintahan di wilayah Asia Tenggara. Layanan yang dihadirkan menjanjikan kecepatan, keamanan, serta kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data yang ketat.
Selain itu, pada tahun 2023, Genesys membuka satelit kawasan di Jakarta agar bisnis di Indonesia dapat memanfaatkan layanan suara real-time dengan latensi data rendah. Dengan begitu, industri seperti asuransi, perbankan, dan pemerintahan bisa meningkatkan kualitas layanan sekaligus memenuhi standar penyimpanan dan pengamanan data di tingkat lokal.
Alex Ball mengungkapkan, kehadiran satelit di Jakarta memungkinkan koneksi langsung dengan core region di Singapura sehingga latensi komunikasi bisa ditekan seminimal mungkin. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas interaksi suara dan data secara real time sekaligus mematuhi regulasi lokal.
Kolaborasi Pemerintah Dorong Investasi AI
Menurut Mao Gen Foo, Vice President Asia Genesys, sinergi antara pemerintah Indonesia dan Singapura menjadi krusial untuk mempercepat investasi dan transformasi digital di bidang AI. Kolaborasi ini disebutnya akan membuka peluang di berbagai industri teregulasi agar lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan memajukan layanan pelanggan.
Data dari riset Genesys menunjukkan sebanyak 55% eksekutif di Indonesia telah merencanakan investasi dalam pengembangan chatbot berbasis AI. Tren ini sejalan dengan preferensi konsumen, di mana 77% masyarakat merasa nyaman berinteraksi dengan agen digital AI lewat chat dan suara.
Namun demikian, 29% konsumen Indonesia masih memilih untuk berbicara langsung dengan agen manusia, khususnya dalam menangani kasus yang kompleks. Temuan ini menegaskan perlunya pendekatan hybrid antara AI dan interaksi manusia dalam strategi pengalaman pelanggan.
Pertumbuhan Genesys di Asia Pasifik
Dalam laporan kuartal II tahun fiskal 2026, Genesys mencatat pendapatan berulang tahunan global mencapai hampir US$2,2 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 35% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Di kawasan Asia Pasifik, Annual Recurring Revenue (ARR) Genesys Cloud mencatat lonjakan signifikan melampaui US$200 juta. Sektor jasa keuangan di Asia menunjukkan pertumbuhan 45% yoy dan Singapura mencapai lebih dari 60%.
Genesys telah menghadirkan region layanan penuh di beberapa kota besar Asia seperti Tokyo, Osaka, Sydney, Mumbai, dan Seoul. Sementara itu, koneksi satelit di Hong Kong dan Jakarta juga mendukung perluasan layanan di wilayah ini.
Di Indonesia, beberapa pelanggan utama Genesys berasal dari sektor kesehatan, keuangan, dan ritel seperti Adira Finance dan Maxicare. Kehadiran Genesys semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar penting dalam ekosistem digital Asia Tenggara.
Peluang besar yang dimiliki Indonesia ini membuka kemungkinan investasi AI lebih luas bagi kalangan perusahaan lokal. Transformasi digital menjadi kunci dalam mendorong daya saing bisnis dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih canggih dan efisien di era teknologi saat ini.
Baca selengkapnya di: teknologi.bisnis.com





