Terobosan Eropa: Ciptakan Makanan dari Udara dan Urine Astronot, Fakta dan Prosesnya

Shopee Flash Sale

Badan Antariksa Eropa (ESA) membuat terobosan baru dalam penyediaan makanan untuk misi luar angkasa jarak jauh. Mereka mengembangkan sumber makanan berbentuk bubuk protein bernama solein yang diproduksi menggunakan udara dan limbah tubuh manusia, terutama urine.

Inovasi ini dikembangkan karena tantangan logistik pengiriman makanan dari Bumi sangat besar dan tidak efisien untuk misi ke Bulan atau Mars. Proyek bernama HOBI-WAN ini bertujuan menciptakan sistem produksi makanan mandiri yang hemat sumber daya.

Teknologi Produksi Solein

Solein dibuat melalui proses bioteknologi yang melibatkan mikroba dan proses fermentasi gas dalam bioreaktor. Gas hidrogen, oksigen, dan karbon dioksida dicampur dengan mikroorganisme untuk menghasilkan protein. Uniknya, proses fermentasi ini menggunakan urea dari urine sebagai sumber nitrogen, menggantikan amonia yang biasa digunakan di Bumi.

Pengujian awal solein dilakukan di Bumi untuk menyempurnakan teknologi. Selanjutnya, ESA akan menguji produksi solein dalam kondisi gravitasi mikro di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini untuk memastikan fermentasi tetap berjalan tanpa hambatan di luar angkasa.

Manfaat untuk Eksplorasi Luar Angkasa

Produksi protein dari udara dan urine ini sangat penting untuk misi luar angkasa jangka panjang. Membawa cukup makanan dari Bumi dianggap tidak realistis karena biaya sangat tinggi dan kebutuhan energi besar. Dengan teknologi solein, astronot dapat memproduksi makanan secara mandiri di habitat luar angkasa.

Kepala Ilmuwan Eksplorasi ESA, Angelique Van Ombergen, menyatakan inovasi seperti ini akan meningkatkan kemandirian awak luar angkasa. ESA menargetkan penggunaan metode ini secara luas pada tahun 2035 dalam misi ke Bulan maupun Mars.

Kolaborasi dan Pendanaan

Solar Foods, perusahaan rintisan asal Finlandia, menjadi pengembang utama solein dengan dukungan ESA melalui program eksplorasi Terrae Novae. OHB System AG juga dilibatkan sebagai kontraktor utama untuk mengadaptasi teknologi agar bisa berfungsi di luar angkasa tanpa risiko bahaya.

Menurut Jürgen Kempf dari OHB, proyek ini tidak sekadar menambah sumber protein baru, tetapi juga membuka peluang menjaga kelangsungan hidup manusia secara berkelanjutan di lingkungan ekstrim. Selain untuk luar angkasa, teknologi ini berpotensi diadaptasi di Bumi untuk membantu masalah ketahanan pangan dan kelangkaan sumber daya.

Tahapan Proyek HOBI-WAN

  1. Pengembangan model produksi solein di Bumi selama delapan bulan pertama.
  2. Pembuatan alat uji penerbangan dan pengujian ketahanan alat.
  3. Peluncuran sistem uji ke ISS untuk melakukan fermentasi dan pengambilan sampel oleh astronot.
  4. Evaluasi hasil uji coba dan pengembangan lebih lanjut untuk penerapan di misi luar angkasa jangka panjang.

Sistem Produksi yang Aman dan Efisien

Sistem fermentasi dikemas dalam modul yang kompak dan otomatis dengan sensor serta kontrol penuh. Pencampuran gas hidrogen dan oksigen dilakukan dengan teknologi yang mencegah kebocoran atau ledakan. Pengambilan sampel selama eksperimen menjadi kunci memantau proses produksi makanan.

Dengan sistem ini, daur ulang sumber daya menjadi jauh lebih efisien dibanding sistem konvensional. Hal ini sejalan dengan kebutuhan menjadikan habitat luar angkasa sebagai lingkungan yang mandiri dan berkelanjutan.

ESA terus mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kerangka misi eksplorasi Terrae Novae yang mencakup orbit rendah Bumi, Bulan, dan Mars. Inovasi ini dipandang sebagai langkah penting yang membawa Eropa ke posisi terdepan dalam penjelajahan ruang angkasa masa depan.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button