5 Fakta Komet ATLAS yang Awalnya Dicurigai Pesawat Alien, Ini Penjelasan NASA

Shopee Flash Sale

NASA telah memastikan bahwa komet 3I/ATLAS bukanlah pesawat alien dan tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Komet ini bergerak sangat cepat dan berasal dari luar tata surya kita, sehingga sempat memicu berbagai spekulasi.

1. Penemuan Koment 3I/ATLAS

Komet 3I/ATLAS pertama kali dideteksi pada tahun 2025 oleh teleskop ATLAS di Chili dan diamati lebih lanjut menggunakan Teleskop Antariksa Hubble. Observasi awal telah dimulai sejak 14 Juni 2025, dan pengamatan resmi dilaporkan pada 1 Juli 2025 di Minor Planet Center. Hubble dan armada teleskop lain digunakan untuk mengonfirmasi sifat unik dari objek ini.

2. Ukuran Komet yang Besar

Para astronom memperkirakan bahwa inti komet 3I/ATLAS memiliki diameter hingga 5,6 kilometer, meskipun ukuran pastinya bisa lebih kecil, yaitu sekitar 320 meter. Penentuan ukuran ini lebih akurat dibandingkan perkiraan awal dari pengamatan berbasis darat. Meskipun demikian, inti komet masih belum terlihat secara langsung karena padat dan jauh.

3. Kecepatan Luar Biasa Melintas Tata Surya

Komet ini melaju dengan kecepatan sekitar 209.000 kilometer per jam, yang merupakan kecepatan tinggi untuk sebuah objek antarbintang. Kecepatan ini meningkat karena komet telah melintasi ruang antarbintang selama miliaran tahun dan mengalami dorongan gravitasi dari bintang serta nebula di alam semesta.

4. Asal Usul yang Masih Misterius

Meski telah melintasi tata surya, asal-usul pasti 3I/ATLAS masih jadi misteri. Para ilmuwan hanya yakin bahwa komet ini berasal dari tata surya lain di galaksi Bima Sakti. David Jewitt dari University of California, Los Angeles menyatakan bahwa jalur awal komet sulit diprediksi karena sangat singkat pengamatan saat ia memasuki tata surya.

5. Penampakan dan Pengamatan Terbatas

Komet 3I/ATLAS dapat diamati oleh teleskop dari bulan Juni hingga Desember 2025. Setelah pengamatan awal pada Juli, komet akan menjadi sulit dilihat karena letaknya yang terlalu dekat dengan Matahari pada September. Namun, komet ini akan kembali muncul di sisi lain Matahari pada Desember 2025, memungkinkan pengamatan tambahan.

Spekulasi soal komet ini sempat diperkuat oleh Profesor Abraham "Avi" Loeb dari Harvard yang mengamati gerakan tidak biasa 3I/ATLAS. Loeb menyebut bahwa komet ini bergerak tidak hanya sesuai pengaruh gravitasi Matahari, tapi juga menunjukkan dorongan ekstra ke samping yang tidak lazim pada komet biasa. Bahkan, komet berubah warna menjadi biru saat mendekati Matahari, berbeda dari komet biasanya yang jadi kemerahan karena debu.

Namun, NASA menegaskan bahwa 3I/ATLAS bukan objek buatan atau ancaman bagi Bumi. Orbitnya tetap aman dan tidak akan melewati jarak terlalu dekat. Jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 1,8 unit astronomi atau 270 juta kilometer, dan jarak terdekat dengan Matahari adalah 1,4 unit astronomi.

Keunikan 3I/ATLAS bukan hanya dari kecepatan dan asalnya yang antarbintang, tapi juga dari perilaku yang tidak sepenuhnya dipahami secara ilmiah. Objek ini membuka peluang penelitian lebih dalam tentang benda-benda yang melintas dari luar tata surya dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar. NASA serta komunitas astronomi global terus memantau dan mengkaji fenomena ini agar dapat memahami lebih baik misteri di balik komet 3I/ATLAS.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button