Penelitian terbaru mengungkap keberadaan makhluk laut purba di kedalaman Palung Aleut, Teluk Alaska. Temuan moluska Veleropilina gretchenae di kedalaman 6.465 meter memberikan wawasan baru tentang evolusi laut dalam.
Tim ilmuwan internasional mengidentifikasi 14 spesies baru dan dua genus baru melalui platform Ocean Species Discoveries. Ini mempercepat dokumentasi biodiversitas laut yang sebelumnya memakan waktu bertahun-tahun.
**
Penemuan Moluska Purba di Laut Dalam**
Moluska Veleropilina gretchenae merupakan anggota Monoplacophora berbentuk dimiripkan topi. Spesies ini menjadi yang pertama memiliki data genom lengkap dari spesimen holotipe.
Selain itu, Myonera aleutiana, jenis bivalvia karnivora ditemukan sampai kedalaman 5.000 meter. Tim peneliti menggunakan teknologi micro-CT untuk memindai anatomi secara lengkap tanpa merusak specimen.
**
Teknologi Pendukung Penemuan**
Para ilmuwan memakai mikroskop cahaya, mikroskop elektron, citra confocal, hingga pemindaian micro-CT. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan detail morfologi organisme laut dalam dengan tingkat akurasi tinggi.
Penggunaan teknologi canggih mempercepat proses taksonomi dan mendorong pendokumentasian spesies baru secara efisien. Data yang dihasilkan juga mempermudah analisis evolusi makhluk laut purba tersebut.
**
Temuan Lain yang Menarik**
Peneliti menemukan Apotectonia senckenbergae di area ventilasi hidrotermal Kepulauan Galápagos. Spesies ini membawa nama tokoh penting lembaga Senckenberg sebagai penghormatan.
Isopoda parasit Zeaione everta memiliki tonjolan unik seperti popcorn di bagian punggung betina. Selain itu, hubungan simbiotik Laevidentalium wiesei dan anemon laut menunjukkan interaksi biologis yang belum pernah diamati.
**
Keanekaragaman Laut di Palung dan Ekspedisi Samudra Selatan**
Ekspedisi Ocean Census bekerja sama dengan Schmidt Ocean Institute menyisir kawasan kaldera gunung berapi bawah laut dan ventilasi hidrotermal di sekitar Kepulauan South Sandwich. Penemuan spons karnivor berbentuk “death ball sponge” menjadi sorotan.
Selain itu, ditemukan sekitar 30 spesies baru lainnya, termasuk “zombie worms” yang hidup tanpa mulut maupun sistem pencernaan. Worm ini memanfaatkan lemak dari tulang paus sebagai sumber energi.
**
Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan dan Konservasi**
Menurut Dr. Michelle Taylor dari Nippon Foundation–Nekton Ocean Census, baru 30 persen sampel telah dianalisis. Hal ini menunjukkan masih banyak potensi keanekaragaman hayati laut dalam yang belum terungkap.
Teknologi pemetaan dasar laut dan analisis genetik real-time sangat penting dalam percepatan penemuan ini. Data tersebut membantu memahami perubahan ekosistem laut global sekaligus mendukung usaha konservasi spesies laut dalam.
**
Fakta Penting dalam Penemuan Laut Dalam**
- Veleropilina gretchenae hidup pada kedalaman 6.465 meter di Palung Aleut.
- 14 spesies baru dan 2 genus baru telah didokumentasikan melalui platform Ocean Species Discoveries.
- Myonera aleutiana dipindai dengan teknologi micro-CT pada kedalaman lebih dari 5.000 meter.
- Spons karnivor “death ball sponge” ditemukan di kedalaman Samudra Selatan.
- “Zombie worms” hidup tanpa mulut dan mencerna lemak tulang paus.
Penemuan moluska dan makhluk laut dalam lainnya membuka cakrawala baru mengenai evolusi laut. Studi ini menegaskan laut dalam sebagai sumber utama biodiversitas yang belum banyak diketahui manusia.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





