Cedera Ekor Hadrosaurus Ungkap Cara Baru Bedakan Dinosaurus Jantan dan Betina

Shopee Flash Sale

Para ilmuwan berhasil mengungkap petunjuk baru untuk membedakan dinosaurus jantan dan betina melalui fosil. Penemuan ini berasal dari penelitian cedera ekor pada hadrosaurus, dinosaurus herbivora berparuh bebek yang hidup jutaan tahun lalu.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal iScience ini menunjukkan bahwa pola cedera yang berulang pada tulang belakang bagian pangkal ekor diduga terjadi akibat proses kawin. Jika hipotesis tersebut benar, cedera ini bisa menjadi indikator baru bagi jenis kelamin betina dalam fosil hadrosaurus.

Pola Cedera Unik pada Fosil Hadrosaurus

Para paleontolog telah menemukan bekas cedera pada fosil hadrosaurus selama puluhan tahun. Cedera ini muncul dalam bentuk patahan, tulang yang miring, serta pembengkakan di bagian belakang pangkal ekor. Yang menarik, pola patahan ini muncul seragam di banyak spesimen dari lokasi dan spesies berbeda.

Menurut Dr. Filippo Bertozzo dari Royal Belgian Institute of Natural Sciences, cedera ini kemungkinan besar terjadi saat proses kawin. Pada saat kawin, hadrosaurus jantan diduga menaiki tubuh betina yang berposisi miring, sehingga terjadi tekanan pada pangkal ekor yang menyebabkan luka tersebut.

Penjelasan dari Data Simulasi dan Studi Terperinci

Hipotesis kawin muncul sebagai penjelasan paling logis karena aktivitas lain seperti perkelahian, gigitan predator, atau kecelakaan berjalan tidak menghasilkan pola cedera yang sama secara konsisten. Penelitian ini melibatkan analisis hampir 500 vertebra ekor dari berbagai museum di Amerika Utara, Eropa, dan Rusia. Hasilnya, pola patahan muncul khusus di bagian tengah pangkal ekor secara konsisten pada banyak fosil.

Masih ada sisi menarik, mayoritas patahan yang ditemukan bukanlah cedera fatal. Tulang tersebut menunjukkan tanda penyembuhan dan beberapa bahkan mengalami patah ulang setelah yang pertama sembuh. Ini memberikan gambaran bahwa hadrosaurus betina mampu bertahan dari cedera yang berulang tersebut selama proses kawin.

Tantangan dalam Menentukan Jenis Kelamin Melalui Fosil

Salah satu tantangan utama dalam membedakan dinosaurus jantan dan betina adalah ketiadaan jaringan lunak pada fosil. Perbedaan anatomi sering kali disalahartikan sebagai variasi usia atau spesies, bukan jenis kelamin. Dr. Albert Prieto-Márquez dari Autonomous University of Barcelona menyebut pola cedera ini sebagai “sinyal biologis nyata,” namun menekankan masih dibutuhkan bukti tambahan.

Ilmuwan berusaha mencari tanda lain, seperti keberadaan jaringan medullary bone, yaitu jaringan sementara yang muncul pada hewan betina saat menjelang bertelur. Penemuan jaringan ini sebelumnya tercatat pada seekor Tyrannosaurus rex betina pada tahun 2016, namun kasus serupa sangat langka.

Potensi Dampak Penemuan pada Studi Paleontologi

Jika hipotesis ini diterima luas, penelitian akan membuka peluang besar dalam ilmu paleontologi. Ilmuwan dapat mulai membedakan fosil hadrosaurus jantan dan betina. Hal ini memungkinkan evaluasi lebih mendalam terhadap variasi bentuk jambul atau hiasan kepala yang mungkin berkaitan dengan jenis kelamin. Bahkan, beberapa spesies yang sebelumnya dianggap berbeda bisa jadi hanya variasi dari jenis kelamin berbeda.

Dalam fase berikutnya, tim peneliti berencana untuk memperluas studi ke fosil-fosil dari Tiongkok dan Amerika Selatan. Mereka juga akan menggunakan simulasi komputer canggih untuk memodelkan pergerakan ekor serta volume otot yang terlibat selama aktivitas kawin. Eksplorasi ini diharapkan dapat mengungkap apakah pola cedera serupa juga ditemukan pada kelompok dinosaurus lain seperti sauropoda berleher panjang.

Komentar dari Para Ahli dan Implikasi Penelitian

Dr. Yoshitsugu Kobayashi dari Hokkaido University Museum mengapresiasi penelitian ini sebagai sebuah terobosan modern dalam paleobiologi. Ia menilai bahwa cedera tulang dapat merekam “jejak kehidupan pribadi” dinosaurus, menampilkan kisah tentang momen-momen paling intim mereka.

Begitu juga dengan Steve Brusatte dari University of Edinburgh yang menyatakan meski penelitian ini kuat, masih ada tingkat ketidakpastian dalam interpretasi perilaku dinosaurus dari fosil. Namun, jika terverifikasi, temuan ini secara harfiah merekam kisah cinta dinosaurus yang selama ini hilang dalam misteri sejarah.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button