Roket Ariane 6 Sukses Luncurkan Satelit Navigasi Uni Eropa ke Orbit

Roket Ariane 6 milik Eropa berhasil menempatkan dua satelit navigasi Uni Eropa ke orbit pada Rabu dini hari. Peluncuran dari Guyana Prancis ini menandai misi keempat Ariane 6 dalam penggunaan komersial sejak peluncur baru ini beroperasi tahun lalu.

Roket lepas landas dari pusat antariksa Kourou, pesisir timur laut Amerika Selatan, pada pukul 02.01 waktu setempat. Dua satelit tersebut merupakan bagian dari program Galileo, sistem navigasi global yang dikembangkan Uni Eropa sebagai alternatif dari GPS milik Amerika Serikat.

Setelah kurang lebih lima jam, konfirmasi keberhasilan memasang satelit pada orbit sekitar 23.000 kilometer di atas permukaan bumi diumumkan. Kini, total satelit Galileo di orbit mencapai 34 unit. European Space Agency (ESA) menyatakan penambahan ini meningkatkan ketahanan sistem dengan menyediakan cadangan untuk memastikan layanan navigasi 24 jam bagi miliaran pengguna.

Menurut data dari Uni Eropa, Galileo menawarkan akurasi hingga satu meter, empat kali lebih presisi dibandingkan GPS. ESA juga mengungkapkan bahwa keberhasilan peluncuran ini memperkuat kemandirian dan ketahanan Eropa di bidang antariksa.

Perubahan Strategi Peluncuran Satelit Galileo

Sebelumnya, satelit Galileo sebagian besar diluncurkan oleh roket Ariane 5 dan Soyuz dari Rusia. Namun setelah invasi Rusia ke Ukraina, kerja sama antariksa dengan Moskow dihentikan. Hal ini membuat Eropa kehilangan akses peluncuran dengan Soyuz dan mengalami jeda waktu tanpa peluncur mandiri selama beberapa bulan.

Sebelum penerbangan komersial Ariane 6 pertama pada Maret lalu, ESA sempat menggunakan layanan peluncuran dari SpaceX milik Elon Musk untuk mengakselerasi peluncuran dua satelit Galileo pada September. Ariane 6 kemudian meluncurkan satelit cuaca Agustus lalu dan satelit observasi Copernicus bulan lalu.

Arianespace, operator Ariane 6, pada September mengurangi jumlah peluncuran komersial tahun ini dari rencana semula. Meski demikian mereka berencana menggandakan jumlah misi pada 2026.

Pengembangan Roket Ariane 6 dan Tantangan Ke depan

Misi Ariane 6 berikutnya di awal 2026 akan menggunakan versi dengan empat roket booster, menggantikan versi dua booster saat ini. Peluncuran tersebut akan membawa 34 satelit untuk konstelasi Amazon Leo, proyek satelit miliarder Jeff Bezos.

Dalam industri peluncuran komersial yang terus berkembang, SpaceX memimpin dengan teknologi roket yang dapat digunakan ulang. Ariane 6 tidak memiliki kemampuan reusable ini, sehingga mendapat tekanan untuk mengejar ketinggalan.

Josef Aschbacher, Direktur ESA, menyatakan bahwa Eropa harus cepat menghadirkan peluncur yang dapat digunakan kembali agar tetap kompetitif. Beberapa perusahaan aerospace di Eropa kini tengah bersaing mengembangkan teknologi reusable untuk ESA.

Berbekal peluncuran sukses Ariane 6 dan upaya inovasi berikutnya, Eropa terus memperkuat posisi dan kemandiriannya dalam sektor antariksa global. Program Galileo yang semakin matang juga mendukung intensifikasi layanan navigasi presisi penuh bagi warga dan industri Uni Eropa dalam waktu dekat.

Exit mobile version