Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (U.S. Space Force) tengah mengincar teknologi canggih untuk interceptors berbasis antariksa yang mampu mencegat rudal balistik pada fase peningkatan kecepatannya di dalam atmosfer. Program Small Business Innovation Research (SBIR) membuka kesempatan pada awal Januari hingga akhir bulan ini untuk pengembangan sistem propulsi berakselerasi tinggi, sensor kecerdasan, dan interceptor dengan ukuran, bobot, dan daya (Size, Weight, and Power/SWaP) rendah bagi arsitektur interceptor berbasis antariksa.
Interceptor berbasis antariksa merupakan komponen penting dalam program pertahanan rudal besar-besaran yang dikenal sebagai Golden Dome, yang diprakarsai oleh pemerintahan sebelumnya. Mereka menargetkan interceptor yang mampu menghantam rudal pada fase antara saat peluncuran hingga masuk kembali ke atmosfer setelah melintas di luar angkasa. Interceptor fase peningkatan kecepatannya dirancang untuk menghancurkan rudal saat roket masih relatif lambat dan rentan setelah lepas landas.
Kebutuhan Teknologi untuk Interceptor Masa Depan
SBIR menjelaskan bahwa interceptor yang ada saat ini memiliki performa tinggi, tapi ukurannya besar dan tidak dirancang untuk distribusi cepat dalam formasi satelit yang tersebar. "Solusi yang diajukan harus menunjukkan kemampuan yang serupa atau lebih tinggi dalam ukuran yang jauh lebih kecil," tegas dokumen tersebut. Ukuran yang kecil dan efisien sangat penting agar interceptor dapat diluncurkan secara masif dan mendukung cakupan yang berkesinambungan dari platform berbasis orbit.
Interceptor boost-phase harus bisa mengenai sasaran pada ketinggian kurang dari 120 kilometer di atas permukaan bumi, dengan waktu intersep kurang dari 180 detik. Sistem propulsinya harus mampu menghasilkan dorongan besar dan percepatan cepat setidaknya 6 kilometer per detik. Teknologi seperti motor dual-pulse atau throttleable, bahan bakar solid berbutir tinggi atau propelan hibrida, serta kontrol vektor dorongan, sangat diinginkan sesuai dengan ketentuan SBIR. Selain itu, kemampuan shutdown dan restart cepat pada motor roket serta impulse spesifik tinggi akan meningkatkan efisiensi dorongan.
Sensor dan Perlindungan Termal yang Diperlukan
Interceptor ini juga harus dilengkapi sensor ganda guna meningkatkan peluang keberhasilan penghancuran rudal. Bentuk kecil dan kemudahan produksi secara massal sangat diutamakan supaya bisa ditempatkan di berbagai konstelasi platform orbit yang mengawasi area tertentu di permukaan bumi secara terus menerus. Karena interceptor ini akan turun cepat ke atmosfer, perlindungan termal yang kuat dari suhu ekstrim akibat gesekan aero-termal sangat diperlukan untuk mempertahankan integritas sistem saat reentry.
Tantangan dan Prospek Pengembangan
Menurut Patrycja Bazylczyk, Direktur Asosiasi Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studies, misi ini tergolong sangat sulit. Proses deteksi, penangkapan jejak, pengambilan keputusan, dan intersep harus dilakukan dalam waktu singkat yang sangat menekan kemampuan teknologi dan operasi. Namun, Bazylczyk percaya bahwa teknologi interceptor berbasis antariksa dapat diwujudkan.
Kendala utama adalah biaya tinggi serta konsep operasi dan kemampuan untuk memproduksi dalam skala besar. Penurunan harga peluncuran satelit dan perkembangan miniaturisasi elektronik dapat menurunkan biaya operasional dan memungkinkan pembentukan konstelasi satelit dengan efisien. Tahapan proyek dimulai dengan pengajuan konsep oleh perusahaan, diikuti pengembangan prototipe, serta adaptasi teknologi untuk mendukung layanan militer lain dengan kebutuhan pengawasan rudal dan intersep kecepatan tinggi.
Potensi Aplikasi Komersial
Selain untuk keperluan militer, Space Force melihat peluang aplikasi komersial untuk propulsi performa tinggi, sensor terintegrasi dalam sistem aerospace, serta pengujian sistem hipersonik. Pengembangan ini juga dapat memacu kemajuan pada peluncuran responsif, penginderaan atmosfer, hingga sistem otonom berkecepatan tinggi yang semakin dibutuhkan dunia.
Dengan komitmen mengakselerasi riset-riset ini, Space Force berharap dapat memajukan kapasitas pertahanan rudal yang lebih efektif, cepat, dan terjangkau melalui interceptor berbasis antariksa. Proyek ini menjadi salah satu inovasi strategis dalam menghadapi ancaman rudal modern di era teknologi canggih.
