
Para peneliti kini tengah mengembangkan robot yang dapat menjadi asisten sehari-hari manusia di masa depan. Robot-robot ini ditujukan untuk membantu tugas merawat lansia, membersihkan rumah, dan mengeksplorasi lingkungan yang sulit dijangkau manusia. Pilihan teknologi ini muncul sebagai solusi menghadapi tantangan tenaga kerja yang berkurang serta kebutuhan efisiensi di berbagai sektor.
Namun, mengintegrasikan robot secara aman dan efektif dalam kehidupan manusia bukan persoalan mudah. Manusia bersifat dinamis dan tidak terduga, sedangkan robot bekerja berdasarkan pemrograman yang kaku. Oleh karena itu, robot harus mampu beradaptasi dengan situasi tidak terstruktur, mengenali dan berinteraksi dengan benda-benda serta makhluk hidup dengan hati-hati.
Tantangan besar dalam pengembangan robot
Salah satu kendala utama adalah kemampuan sentuhan dan kelincahan tangan robot. Tangan manusia memiliki 27 tulang dan lebih dari 30 otot yang bekerja secara harmonis, lengkap dengan sensor sentuhan yang rumit. Robot saat ini masih kesulitan meniru kompleksitas tersebut. Misalnya, sebagian besar robot menggunakan alat penjepit sederhana berbentuk rahang dua jari untuk memegang objek.
Saat Tesla menampilkan robot humanoid Optimus yang bisa menangkap bola tenis, tindakan itu masih dikendalikan dari jarak jauh oleh operator manusia. Itulah gambaran bahwa robot jenis ini belum sepenuhnya mandiri pada aktivitas yang membutuhkan koordinasi tinggi dan presisi.
Inovasi di Stanford Robotics Center
Di Stanford Robotics Center, para ilmuwan berupaya mengatasi batas-batas tersebut dengan mengembangkan robot-robot multifungsi. Mereka menguji robot yang mampu memasak, menata barang, dan bahkan berinteraksi dengan lingkungan medis seperti mengoperasikan mini-robot dalam pembuluh darah.
Salah satu robot rumah tangga bernama TidyBot dapat mengenali objek yang berserakan dan menatanya ke tempat semestinya dengan tingkat keberhasilan sekitar 85 persen. Robot ini memanfaatkan kamera di sekeliling ruangan untuk mendeteksi dan mengategorikan benda seperti mainan, pakaian, dan topi.
Selain itu, para peneliti menciptakan sensor sentuhan bernama DenseTact, yang menggunakan gel silikon transparan sebagai ujung penjepit. Ketika disentuh, gel tersebut mencetak bentuk objek, yang kemudian “dibaca” kamera sensor untuk membuat representasi matematis objek itu. Sensor ini memungkinkan robot mengetahui tekstur dan jumlah lapisan bahan dengan akurasi lebih dari 98 persen.
Eksplorasi bawah laut dengan robot OceanOne
Robot OceanOne menjadi contoh eksplorasi teknologi robotik di lingkungan ekstrim. Dengan berat sekitar 500 pon dan lengan dengan jari karet lentur, OceanOne mampu menyelam jauh ke dasar laut yang berbahaya dan sulit dijangkau penyelam manusia.
Robot ini menggunakan kontrol jarak jauh dengan umpan balik haptik agar operator merasakan apa yang diraba oleh robot. OceanOne berhasil mengangkat benda-benda rapuh dari kapal karam bersejarah di Mediterania dan dipersiapkan bisa menyelam sampai kedalaman 1.000 meter. Proyek ini membuka peluang baru dalam penelitian ekologis dan konservasi bawah laut.
Robot dan realitas kehidupan sehari-hari
Meski kemajuan yang dicapai mengesankan, penerimaan robot di kehidupan sehari-hari masih menemui tantangan. Pengalaman dengan robot pembersih vakum yang mudah terganggu oleh lingkungan rumah yang tidak tertata menjadi pengingat bahwa robot harus lebih adaptif dan andal.
Masalah lain yang pernah muncul adalah robot tidak dapat berfungsi dengan baik di lingkungan yang terlalu ramai atau penuh gangguan. Solusinya bisa saja dengan sistem pelatihan berkelanjutan menggunakan machine learning agar robot semakin cerdas mengenali situasi.
Menuju masa depan digital yang kolaboratif
Di pusat riset ini juga dikembangkan drone eksperimental bernama Firefly dengan satu baling-baling yang mampu menstabilkan diri secara otomatis. Percobaan yang tergabung dalam riset ini menunjukkan bahwa meski teknologi robotik sudah maju, masih diperlukan banyak percobaan dan inovasi untuk mewujudkan robot pembantu yang benar-benar efektif dan aman.
Filosofi inti yang dipegang oleh pengembang adalah integrasi robot sebagai mitra manusia, bukan hanya sebagai alat. Robot di masa depan diharapkan tidak hanya melakukan tugas monoton, tapi juga bekerja di lingkungan dinamis, termasuk di rumah, industri, layanan kesehatan, dan bahkan lingkungan ekstrem seperti dasar laut.
Melalui perpaduan riset di bidang sensor, mekanika, kecerdasan buatan, dan interaksi manusia-robot, masa ketika robot menjadi pelayan, pengasuh, dan penjelajah sudah semakin mendekat. Dengan terus berkembangnya kemampuan robot untuk belajar dan beradaptasi, manusia pun dapat terbantu untuk menjalani kehidupan lebih efisien dan aman.





