
Para ilmuwan Jepang dari startup Green Science Alliance berhasil menciptakan inovasi yang dapat mengubah teknologi secara mendasar. Mereka mengembangkan “atom buatan” atau quantum dots yang terbuat dari limbah plastik.
Partikel berukuran sangat kecil ini, yang lebar hanya sepertiga dari 1/10.000 helai rambut manusia, merupakan hasil daur ulang plastik yang biasanya akan berakhir sebagai sampah atau menumpuk di tempat pembuangan akhir.
Quantum dots tersebut memungkinkan limbah plastik bernilai tambah dan bisa digunakan dalam perangkat teknologi sehari-hari. Contohnya adalah lampu LED, layar tampilan, dan berbagai alat elektronik canggih lainnya.
Green Science Alliance menyebutkan, “Ini akan menjadi pencapaian besar dapat mengubah limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai.” Pernyataan ini menunjukkan harapan besar di balik penemuan tersebut.
Sejak pertengahan abad ke-20, milyaran ton plastik diproduksi dan sekitar 57 juta ton berakhir sebagai polusi setiap tahun. Plastik ini membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami.
Selama proses degradasi, plastik menjadi partikel mikroplastik yang tersebar luas di bumi, mulai dari dasar laut sampai puncak Gunung Everest. Mikroplastik bahkan telah ditemukan dalam tubuh manusia.
Menurut laporan Stanford Medicine, mikroplastik dapat menyebabkan inflamasi dan kerusakan organ pada manusia. Hal ini menambah urgensi untuk mengelola limbah plastik secara berkelanjutan.
Metode daur ulang plastik konvensional biasanya melibatkan proses kimia serta pemanasan intensif yang rumit. Saat ini, sekitar 90% plastik dibuang atau dibakar, berkontribusi terhadap polusi lingkungan global.
Jika teknologi quantum dots dapat diproduksi secara massal, kemungkinan besar limbah plastik akan bisa dimanfaatkan secara luas. Peluang pemanfaatan juga mencakup solar cell, laser, dan fotosintesis buatan.
Profesor Ryohei Mori, penemu quantum dots tersebut, mengindikasikan bahwa riset akan terus dilanjutkan untuk mengeksplorasi aplikasi teknologi ini lebih dalam.
Selain inovasi ini, para ilmuwan juga meneliti solusi lain seperti jamur laut yang dapat mengurai sampah terapung dan ulat lilin yang mampu mencerna plastik.
Pengurangan penggunaan plastik tetap menjadi langkah utama yang dapat diambil individu. Misalnya, penggunaan wadah makanan silikon yang dapat dipakai ulang bisa menghemat pengguna sekitar $25 per tahun dibandingkan kantong plastik sekali pakai.
Penggantian kantong belanja plastik dengan tas belanja yang dapat dipakai ulang juga efektif mengurangi limbah plastik rumah tangga. Untuk memilah dan mendaur ulang, aplikasi seperti Recycle Check dapat membantu menemukan pusat daur ulang terdekat.
Green Science Alliance menegaskan pentingnya promosi penggunaan plastik biodegradable dan proses daur ulang yang ramah lingkungan.
Inovasi quantum dots dari limbah plastik ini dipandang sebagai langkah besar dalam perjuangan global mengatasi krisis plastik dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.





