
Raspberry Pi memang populer untuk berbagai proyek komputer kecil, tapi menggunakan Raspberry Pi sebagai media server bukanlah ide terbaik. Perangkat ini memiliki keterbatasan hardware yang membuatnya kurang ideal untuk tugas streaming dan transcoding video.
Raspberry Pi 5, misalnya, tidak lagi dilengkapi dengan encoder hardware untuk video H.264 dan H.265. Ini berarti prosesor utama harus melakukan transcoding secara software yang sangat membebani CPU. Akibatnya, pemutaran video dengan bitrate tinggi seperti 4K atau HDR bisa mengalami gangguan dan lag.
Transcoding diperlukan ketika perangkat pemutar media butuh format video yang berbeda. Tanpa akselerasi hardware, Raspberry Pi kesulitan mengonversi video secara real-time, sehingga kualitas streaming menurun. Padahal, Raspberry Pi 4 sebelumnya masih memiliki hardware encoder untuk dua format tersebut, tapi Raspberry Pi 5 melepas fitur ini.
Selain itu, Raspberry Pi belum mendukung codec modern seperti AV1, yang semakin penting untuk video beresolusi dan bitrate tinggi. AV1 membutuhkan decoder dan encoder hardware khusus, yang tidak tersedia pada Pi. Hal ini menjadi kendala saat ingin memutar video terbaru secara efisien.
Kapasitas penyimpanan juga menjadi masalah. Raspberry Pi hanya menyediakan dua port USB 3.0 yang membatasi pilihan media eksternal berkapasitas besar. Untuk server media yang menyimpan banyak file, ini kurang mencukupi. Raspberry Pi pun tidak ideal untuk menjalankan NAS karena keterbatasan tersebut.
Perubahan Dukungan Perangkat Lunak
Jellyfin, salah satu software media server open-source terbaik, dulu mendukung akselerasi hardware pada Raspberry Pi versi lama. Namun, sejak versi Jellyfin 10.8 dan 10.9, dukungan itu telah dihentikan. Dokumentasi Jellyfin menyebut bahwa pembaruan kernel Linux dan FFmpeg dapat merusak fitur ini dan pengembang tidak berencana memperbaikinya kecuali Raspberry Pi mengembalikan hardware encoder.
Sementara itu, Plex meskipun tersedia untuk Raspberry Pi, juga tidak menyediakan akselerasi hardware di model yang lebih tua, dan fitur tersebut hanya dapat diakses lewat berlangganan. Jadi, solusi software saja tidak cukup mengatasi kekurangan hardware platform ini.
Mini PC sebagai Alternatif lebih Baik
Untuk penggunaan media server yang lancar, mini PC adalah pilihan yang jauh lebih baik. Mini PC dengan hardware encoder yang disediakan oleh GPU dari AMD, NVIDIA, Intel, hingga Rockchip dapat mendukung transcoding video secara efisien. Jellyfin pun mendukung akselerasi hardware melalui GPU tersebut.
Mini PC bisa diletakkan di tempat tersembunyi seperti di dalam lemari ventilasi, samping router, atau bawah TV tanpa mengganggu estetika ruangan. Walaupun konsumsi listriknya lebih tinggi dibanding Raspberry Pi, harga mini PC terkadang tidak lebih mahal, terutama jika membeli bekas.
Mini PC juga menawarkan lebih banyak opsi penyimpanan dan port koneksi yang lebih lengkap. Ini sangat membantu untuk mengelola koleksi media besar sekaligus memberikan performa yang stabil saat streaming ke berbagai perangkat dalam rumah.
Pilihan Populer di Pasaran
Beberapa pengguna memilih memakai Mac mini M1 lama sebagai media server karena performa dan efisiensinya yang tinggi. Namun banyak juga mini PC berbasis Windows atau Linux yang tersedia dengan harga bersaing. Perangkat ini mudah dipasang dan dapat melakukan lebih banyak tugas tanpa harus mengorbankan kualitas streaming.
Raspberry Pi memang cocok untuk berbagai hobi dan projek ringan seperti otomasi rumah dan emulasi game retro. Namun, saat berbicara soal media server yang handal dan efektif, lebih baik memilih perangkat dengan kemampuan hardware transcoding dan kapasitas penyimpanan yang memadai.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan transcoding, dukungan codec terbaru, kapasitas penyimpanan, dan stabilitas performa, mini PC menjadi solusi praktis untuk media server di rumah. Raspberry Pi tetap bermanfaat, tapi bukan sebagai media server utama jika Anda menginginkan streaming kualitas tinggi tanpa masalah.





