Gangguan Satelit Starlink Picu Pecahan Puing di Orbit, Bahayakah bagi Ruang Angkasa?

Shopee Flash Sale

Sebuah satelit Starlink mengalami kerusakan yang menyebabkan keluarnya fragmen kecil debris di orbit Bumi. SpaceX mengonfirmasi bahwa satelit tersebut kehilangan komunikasi saat berada pada ketinggian 418 kilometer di atas permukaan Bumi.

Insiden ini terjadi pada satelit bernomor 35956 yang diluncurkan pada akhir November. SpaceX menyatakan ada anomali yang menyebabkan venting tangki propulsi dan penurunan orbit sekitar 4 kilometer.

Pelepasan fragmen debris ini menimbulkan pertanyaan apakah satelit mengalami ledakan kecil atau tertabrak oleh objek lain. Meski demikian, satelit tersebut tidak bisa lagi bermanuver menggunakan propulsi bawaan meski komunikasi berhasil pulih.

Menurut SpaceX, satelit masih utuh namun dalam kondisi berputar tidak terkendali. Perusahaan memperkirakan satelit akan memasuki atmosfer Bumi dan terbakar habis dalam beberapa minggu mendatang.

Satelit ini akan turun di bawah orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional sehingga tidak mengancam keselamatan astronot atau fasilitas tersebut. SpaceX menegaskan hal ini demi memberikan kepastian soal risiko tabrakan.

Beberapa satelit Starlink sebelumnya juga mengalami kerusakan saat masa pensiun, seperti kebocoran bahan bakar dan kegagalan daya. SpaceX secara rutin melaporkan insiden tersebut ke Komisi Komunikasi Federal AS.

Tahun lalu, sebagai tindakan pencegahan, perusahaan menurunkan 100 satelit karena potensi kegagalan di kemudian hari. Pada kasus ini, fragmen yang muncul memicu SpaceX berkoordinasi dengan NASA dan US Space Force untuk memantau debris di orbit.

Dalam pernyataannya, SpaceX menegaskan komitmen terhadap keselamatan ruang angkasa sebagai operator konstelasi satelit terbesar dunia. Saat ini, jaringan Starlink terdiri lebih dari 9.000 satelit yang mengorbit Bumi.

SpaceX juga meyakinkan publik bahwa insiden tersebut ditanggapi serius. “Insinyur kami bekerja cepat mencari akar penyebab sekaligus menyiapkan perangkat lunak baru guna meningkatkan proteksi terhadap kejadian serupa,” ujar perusahaan.

Selain itu, minggu lalu Starlink menghadapi risiko tabrakan dengan satelit milik China. SpaceX mendorong kemitraan dan berbagi data lebih terbuka antar operator satelit untuk menghindari potensi bahaya di masa depan.

Satelit Starlink dirancang agar hancur total saat memasuki atmosfer sehingga tidak menimbulkan ancaman besar. Beberapa satelit lama sudah dipensiunkan dengan cara diturunkan menuju atmosfer untuk terbakar habis.

Meski demikian, SpaceX mengakui ada kemungkinan fragmen kecil yang tidak terbakar sempurna bertahan saat re-entry. Fragmen ini biasanya tidak berbahaya dan tersebar di area luas sehingga risikonya sangat kecil.

Tindakan cepat SpaceX dalam mengatasi anomali ini penting untuk menjaga kelancaran operasi jaringan satelitnya yang menyediakan layanan internet global. Pemantauan debris dan koordinasi lintas lembaga menjadi kunci mengurangi risiko di orbit rendah Bumi.

Berita Terkait

Back to top button