Faktor Penyebab Lonjakan Harga RAM yang Membuat Konsumen Bingung dan Cara Menghadapinya

Harga RAM di Amerika Serikat melonjak tajam dan menciptakan kekacauan di pasar elektronik konsumen. Penyebab utama kenaikan ini adalah permintaan yang tak terbendung dari pusat data kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan memori dalam jumlah sangat besar. Produsen chip memori seperti SK Hynix meraih keuntungan besar, tetapi hal ini menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga yang jauh dirasakan oleh produsen dan konsumen PC maupun ponsel.

Data riset pasar dari TrendForce mencatat harga RAM di beberapa segmen hampir dua kali lipat sejak Februari. Bahkan, toko elektronik seperti Central Computers dan Micro Center sudah tidak menetapkan harga tetap. Mereka menyesuaikan harga secara acak sesuai kondisi pasar saat itu, membuat konsumen harus menanyakan harga secara langsung kepada penjual.

Lonjakan Harga RAM yang Drastis

Salah satu contoh ekstrim adalah paket RAM DDR5 berkapasitas 64GB yang dijual hingga $906,99 di Best Buy. Angka ini hampir setara dengan harga sebuah laptop lengkap. Beberapa produsen laptop besar seperti HP dan Dell bahkan berencana menaikkan harga produk mereka hingga 30%. Lenovo pun mempertimbangkan untuk membatasi jumlah RAM pada laptop kelas menengah. Framework, yang sebelumnya mengkritik lonjakan harga RAM, ikut menaikkan harga DDR5 mereka sebesar 50%.

Permintaan Memori AI yang Sangat Besar

Akar masalahnya ada pada kebutuhan memori untuk pusat data AI. Perusahaan seperti OpenAI menandatangani kontrak pasokan memori dengan Samsung senilai 0,9 juta wafer per bulan hingga 2029. Angka tersebut dua kali lipat produksi global bulanan HBM (High Bandwidth Memory) saat ini. Chey Tae-won, chairman SK Group, menjelaskan bahwa permintaan ini memaksa produsen memori menyesuaikan fokus produksi.

Samsung dan Micron bahkan memutuskan untuk menghentikan produksi DDR4 yang umum digunakan di PC dan ponsel demi memenuhi kebutuhan AI. Micron sampai rela menutup merek Crucial yang berfokus pada konsumen biasa supaya bisa mengalihkan sumber daya ke produksi memori AI.

Pengaruh Ke Mana Pasar Memori Berjalan

Empat perusahaan raksasa AI: Google, Amazon, Microsoft, dan Meta, terus menekan produsen chip untuk memaksimalkan kapasitas wafer. Samsung dan SK Hynix sudah kehabisan kuota produksi memori untuk 2026, satu tahun lebih awal. Hal ini menyebabkan munculnya praktik penimbunan dan spekulasi harga oleh para penjual yang menyimpan ribuan unit RAM untuk dijual kembali dengan harga tinggi.

Menurut riset NAND, kapasitas wafer yang dipakai untuk HBM tiga kali lebih besar daripada yang dialokasikan untuk DRAM standar. Dengan skenario seperti ini, produsen chip lebih memilih memenuhi permintaan AI ketimbang pasar elektronik konsumen dalam jangka pendek. Akibatnya, pembeli biasa harus menghadapi harga premium atau menerima spesifikasi produk yang lebih rendah.

Dampak Pada Konsumen dan Industri

Krisis harga RAM ini menyentuh berbagai jenis perangkat, bukan hanya PC tetapi juga smartphone dan peralatan elektronik lainnya yang memerlukan chip memori. Pihak toko dan produsen harus menyesuaikan strategi harga dan pasokan karena ketersediaan bahan baku menjadi sangat terbatas. Konsumen yang ingin membeli RAM atau perangkat yang menggunakan RAM kemungkinan harus menyiapkan anggaran lebih besar dan mempertimbangkan pilihan produk dengan spesifikasi lebih rendah.

Situasi ini diperkirakan tidak akan membaik dalam waktu dekat karena kebutuhan pusat data AI terus tumbuh pesat. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga memori di pasar konsumen akan tetap tinggi selama fokus produksi chip masih diarahkan supaya memenuhi permintaan AI yang sangat besar. Jadi, bagi para pengguna PC dan ponsel di AS, persaingan mendapatkan RAM berkualitas saat ini semakin ketat dan mahal.

Exit mobile version