
Sebuah satelit Starlink milik SpaceX yang mengalami kerusakan kini tengah dalam proses turun kembali ke atmosfer Bumi untuk terbakar. Satelit tersebut kehilangan komunikasi setelah mengalami anomali dan mengalami pelepasan tidak terjadwal dari tangki propulsinya.
Untuk memahami kondisi satelit tersebut, SpaceX meminta bantuan Vantor yang menggunakan satelit pengamat Bumi WorldView-3 untuk mengambil gambar. Pada jarak sekitar 241 kilometer, foto resolusi tinggi berhasil diambil ketika satelit melewati wilayah Alaska.
Gambar yang diperoleh menunjukkan satelit dalam kondisi sebagian besar utuh, meski terdapat indikasi pelepasan beberapa pecahan kecil. Menurut SpaceX, pecahan dan satelit itu sendiri tidak membahayakan satelit lain yang berada di orbit rendah.
Michael Nicolls, Wakil Presiden Teknik Starlink di SpaceX, menyatakan melalui X bahwa satelit dan debris yang dihasilkan dari peristiwa tersebut diperkirakan akan masuk kembali ke atmosfer dan habis terbakar dalam hitungan minggu. Respons cepat Vantor sangat membantu dalam penilaian ini.
Starlink saat ini adalah konstelasi satelit terbesar di dunia dengan sekitar 9.300 satelit aktif yang membentuk hampir dua pertiga dari seluruh satelit operasional di orbit Bumi. Insiden satelit ini merupakan salah satu contoh tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan jutaan objek di ruang angkasa.
Todd Surdey dari Vantor menambahkan bahwa kemampuan teknologi citra satelit yang canggih memungkinkan pengiriman informasi secara cepat kepada SpaceX. Dengan data ini, SpaceX dapat dengan segera menilai kerusakan secara detail untuk langkah penanganan selanjutnya.
Pengawasan terhadap satelit yang bermasalah ini penting untuk mencegah tabrakan dan risiko sampah antariksa di orbit rendah, yang bisa mengancam operasi berbagai misi luar angkasa lainnya. SpaceX terus memantau situasi untuk menjaga keamanan ruang angkasa.
Dari insiden ini, terlihat bagaimana kolaborasi antara perusahaan teknologi satelit dapat memberikan data kritikal secara cepat dan akurat. Pentingnya pengamatan rutin juga tercermin untuk mendukung keberlanjutan operasional satelit dalam skala besar seperti Starlink.





