Adobe pada tahun 2025 secara fundamental mengubah posisi fotografer dan pembuat film dalam ekosistemnya. Kini, karya fotografer tidak lagi menjadi pusat cerita, melainkan bahan mentah bagi proses produksi konten skala besar untuk merek dan agensi pemasaran.
Perusahaan ini mengalihkan fokusnya dari sekadar menyempurnakan kualitas gambar menjadi mengindustrialiasi produksi konten secara masif. Studi Adobe pada tahun 2023 menunjukkan bahwa tim kreatif dan pemasaran menghadapi permintaan konten yang terus melonjak, jauh melampaui kemampuan sumber daya mereka.
Pendekatan Adobe untuk Skala Perusahaan
Adobe menghadirkan solusi seperti GenStudio, platform rantai suplai konten end-to-end yang menghubungkan tim pemasaran dengan berbagai integrasi ke Amazon Ads, Google Marketing Platform, LinkedIn, dan TikTok. GenStudio bukanlah alat untuk fotografer solo, melainkan untuk pihak yang melisensikan atau memproduksi konten secara masif—termasuk dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Peran fotografer kini adalah menciptakan bahan dasar berupa gambar dan video otentik yang kemudian diproses dan dimodifikasi dalam sistem produksi konten digital. Hal ini memperlihatkan perubahan signifikan dari fokus individual menuju kebutuhan perusahaan yang menuntut volume dan kecepatan produksi tinggi.
Inovasi dan Alat Bantu untuk Fotografer
Meskipun demikian, Adobe tetap menghadirkan fitur yang berguna bagi fotografer. Contohnya adalah asisten culling di Lightroom yang menggunakan AI untuk memilih foto terbaik dengan cepat. Selain itu, fitur penghilangan noda debu otomatis dan alat hapus gangguan yang kini juga tersedia di Lightroom sangat membantu meningkatkan efisiensi kerja.
Di Photoshop, fitur baru seperti Select Details dan Harmonize mempercepat pekerjaan editing dengan presisi tinggi. Adobe Max 2025 meluncurkan agentic AI yang mampu memahami instruksi kompleks dan melakukan penyesuaian desain secara mandiri, seperti menerangi objek tertentu atau mengatur nama layer secara otomatis.
Dalam bidang video, Premiere Pro hadir dengan AI Object Mask untuk melacak objek dan orang secara otomatis di footage. Fitur Generative Extend memungkinkan penambahan frame secara otomatis dengan dukungan 4K dan format vertikal, sedangkan Media Intelligence mempermudah pencarian klip hanya dengan memasukkan perintah bahasa alami.
Tantangan dan Ketegangan AI
Perkembangan AI ini membawa dilema bagi fotografer yang menjadi sumber data pelatihan model AI dan sekaligus berpotensi tergantikan oleh teknologi tersebut. Adobe memang berkomitmen menggunakan data berlisensi dengan sistem Content Credentials untuk menjaga kepemilikan, tetapi integrasi model generatif pihak ketiga dari Google, OpenAI, dan lainnya menimbulkan kekhawatiran soal pelatihan tanpa izin.
Penggunaan model generatif dari pihak ketiga juga memiliki biaya yang tinggi. Sementara Firefly hanya memerlukan satu kredit generatif per operasi, model seperti Gemini dan ChatGPT mengenakan biaya 20 hingga 60 kredit. Bagi fotografer dengan paket dasar hanya 25 kredit per bulan, ini menjadikan AI generatif terkesan tidak ekonomis.
Sebaliknya, klien perusahaan dengan paket Firefly Pro atau Premium yang menyediakan ribuan hingga puluhan ribu kredit mampu memanfaatkan teknologi ini secara optimal demi meningkatkan output konten mereka.
Inovasi Produksi Konten via Frame.io
Adobe juga mengembangkan Frame.io Camera to Cloud, yang memungkinkan kamera profesional mengunggah proxy video secara langsung ke cloud. Ini memungkinkan editor dan klien mengakses dan mengerjakan footage sebelum sesi pengambilan gambar selesai. Fujifilm memperluas teknologi ini ke fotografi, sehingga file foto dapat dikirim langsung ke Lightroom untuk diedit secara real-time dari lokasi mana pun.
Inovasi ini mempercepat alur kerja produksi bagi tim agensi dan produksi besar, tetapi bagi fotografer solo, teknologi ini cenderung berlebihan dan tidak terlalu relevan.
Kenaikan Harga dan Dampaknya
Adobe menaikkan harga paket Photography Plan untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir, dengan kenaikan hingga 50%. Perusahaan menjustifikasi hal ini dengan banyak inovasi yang diterapkan dan biaya operasional AI yang tinggi.
Namun, kenaikan harga ini menjadi tanda ketegangan tersendiri karena para fotografer individu membayar lebih untuk perangkat lunak yang semakin dioptimalkan untuk kebutuhan produksi konten perusahaan besar.
Lightroom dan Photoshop masih menjadi standar industri dengan fitur terbaru yang memang membantu workflow fotografi profesional. Misalnya, alat penghilang debu baru sangat bermanfaat bagi fotografer yang menghabiskan banyak waktu membersihkan gambar dari noise sensor.
Transformasi Posisi Fotografer di Ekosistem Adobe
Kesimpulannya, Adobe bukan lagi perusahaan yang berfokus pada fotografi sebagai inti bisnisnya. Sebaliknya, ia membangun infrastruktur produksi konten yang memasukkan fotografi dan video sebagai salah satu bahan mentah dalam rantai pasokan konten skala besar.
Fotografer dan pembuat film kini menjadi penyedia materi otentik yang berasal dari perspektif manusia asli. Bahan ini kemudian diproses, diperbanyak, dan didistribusikan secara masif menggunakan mesin konten berbasis AI.
Perubahan ini bukan berarti penghapusan posisi fotografer, melainkan redefinisi peran mereka dalam ekosistem produksi konten yang terus berkembang dan semakin didominasi teknologi canggih.
