Advertisement

Hentikan Pemakaian Rumus IF Bertingkat di Excel, Ganti dengan SWITCH untuk Hasil Lebih Efisien

Stop menulis rumus IF bertingkat dan IFS di Excel: Gunakan SWITCH sebagai gantinya

Rumus Excel yang rumit bukan hanya menyulitkan mata, tapi juga menyulitkan dalam pengelolaan data. Setiap referensi sel yang berulang dan tanda kurung yang bertumpuk membuat formula sulit dideteksi kesalahannya, diedit, dan dibagikan. Untuk itu, SWITCH menjadi solusi yang lebih bersih, cepat, dan mudah dipahami.

Masalah dengan IF bertingkat

Rumus IF bertingkat di Excel seperti boneka Rusia yang berisi boneka lain. Awalnya, satu kondisi IF sederhana, lalu bertambah menjadi dua dan tiga kondisi. Akhirnya, rumus menjadi sangat dalam dan kompleks. Contohnya, dalam tabel pelacak kemajuan proyek, rumus untuk menentukan status berdasarkan tugas yang selesai terlihat rumit:

=IF([@Completed]=0,"Pending",IF([@Completed]=1,"Active",IF([@Completed]=2,"Active",IF([@Completed]=3,"Closed","Error"))))

Ada dua masalah utama. Pertama, kelelahan tanda kurung karena setiap IF yang dibuka harus ditutup, seringkali membuat bingung saat memeriksa tanda kurung apakah lengkap atau tidak. Kedua, kompleksitas visual yang tinggi membuat sulit memahami alur logika, terutama bila melihat kondisi tertentu yang berada di dalam banyak lapisan IF.

Rumus IF bertingkat menciptakan logika yang rapuh. Kesalahan tanda koma kecil saja dapat merusak seluruh rumus.

Keterbatasan fungsi IFS

Microsoft memperkenalkan fungsi IFS untuk mengatasi masalah tanda kurung pada IF bertingkat. IFS memudahkan penulisan dengan menuliskan kondisi berurutan tanpa bertumpuk. Contohnya:

=IFS([@Completed]=0,"Pending",[@Completed]=1,"Active",[@Completed]=2,"Active",[@Completed]=3,"Closed")

Walaupun lebih sederhana, IFS membawa masalah baru. Pertama, redundansi muncul karena kolom yang sama harus diketik berulang kali untuk tiap kondisi. Ini membuat formula lebih panjang dan sulit dipelihara. Kedua, IFS tidak memiliki argumen "else" default, sehingga jika data tidak memenuhi kondisi apa pun, rumus mengembalikan error #N/A. Biasanya, pengguna menambahkan argumen TRUE di akhir sebagai penanganan kasus, namun ini menambah keruwetan formula.

Secara singkat, IFS memperbaiki masalah tanda kurung tetapi tidak mengurangi "kebisingan" rumus secara signifikan.

Keunggulan fungsi SWITCH

Fungsi SWITCH memungkinkan pengguna menulis aturan dalam daftar yang terstruktur dan rapi. Dengan ini, rumus berubah dari kalkulasi kompleks menjadi semacam "terjemahan" sederhana. Sintaks dasar SWITCH seperti berikut:

=SWITCH(target,value1,result1,[value2,result2],…,[default])

Keterangan:

  1. target adalah nilai atau referensi sel yang dibandingkan.
  2. value1 adalah nilai pertama yang dicocokkan dengan target.
  3. result1 adalah hasil yang dikembalikan jika value1 cocok dengan target.
  4. Pasangan nilai dan hasil dapat diulang hingga 126 kali.
  5. default adalah nilai yang dikembalikan jika tidak ada kecocokan (opsional).

Contoh penerapan di tabel pelacak kemajuan:

=SWITCH([@Completed],0,"Pending",1,"Active",2,"Active",3,"Closed","Unknown")

Manfaat SWITCH:

  • Referensi kolom dilakukan sekali saja, sehingga membuat rumus lebih rapi dan mudah diperbaiki.
  • Formulanya mudah dibaca dan dimengerti seperti bahasa sehari-hari.
  • Memiliki argumen default sehingga menghindari error jika data tidak sesuai kondisi.

Penggunaan SWITCH menggantikan kerumitan sintaks dengan logika yang jelas dan terstruktur.

Trik SWITCH(TRUE) untuk kondisi range

SWITCH biasanya hanya cocok untuk pencocokan nilai tepat. Namun, dengan menggunakan argumen pertama TRUE, formula dapat memperlakukan kondisi berupa rentang nilai. Contoh:

=SWITCH(TRUE,[@Completed]=0,"Pending",[@Completed]<=2,"Active",[@Completed]=3,"Closed","Error")

Dengan logika ini, Excel memeriksa tiap pernyataan kondisi secara berurutan sampai menemukan yang TRUE. Cara ini menggabungkan fleksibilitas rumus IF sekaligus menjaga kerapian SWITCH yang linear.

Meski ada pengulangan referensi seperti IFS, struktur linear SWITCH mengurangi risiko kesalahan tanda kurung dan penumpukan rumus yang membingungkan. Selain itu, fungsi ini tetap menyediakan "jaring pengaman" argumen default di akhir.

Kapan memilih fungsi sesuai kebutuhan

Meski SWITCH sangat berguna, bukan berarti ia cocok untuk semua kasus. Rumus kompleks yang membutuhkan perhitungan berulang sebaiknya menggunakan fungsi LET, yang memungkinkan menyimpan hasil perhitungan dalam variabel lokal agar formula lebih efisien dan mudah di-audit.

Pengguna harus menimbang jenis logika dan kompleksitas data saat memilih antara IF bertingkat, IFS, SWITCH, atau LET agar mendapatkan kombinasi rumus yang optimal dan mudah dipelihara.

Menggunakan fungsi SWITCH tentu mendorong pengurangan kesalahan dan meningkatkan produktivitas saat bekerja di Excel. Pendekatan yang lebih bersih dan mudah dibaca membantu tim dan individu dalam mengelola data secara profesional dan konsisten.

Berita Terkait

Back to top button